Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Sarankan Deteksi Pembawa 2 Mutasi Genetik Virus Corona, Kenapa?

KOMPAS.com- Para peneliti mengungkapkan pembawa mutasi genetik PiZ dan PiS dari virus corona berisiko tinggi mengalami Covid-19 yang parah, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Mutasi ini, seperti dilansir dari Science Daily, Minggu (27/9/2020), dapat menyebabkan kekurangan protein alfa 1-antitripsin.

Yakni, protein yang melindungi jaringan paru-paru dari kerusakan jika terjadi infeksi yang parah pada organ tersebut.

Studi ini dilakukan para peneliti di Tel Aviv University dan penelitian lain telah mengaitkan juga bahwa kekurangan protein tersebut dapat menyebabkan kerusakan inflamasi pada fungsi paru-paru pada penyakit lain.

Dalam studi yang diterbitkan dalam The FASEB Journal pada 22 September 2020, kedua peneliti, Prof. David Gurwitz dan Prof. Noam Shomron dari TAU's Sackler Faculty of Medicine, menganalisis data dari 67 negara dan membandingkannya.

Mereka menemukan korelasi yang signifikan antara prevalensi kedua mutasi pada populasi dan angka kematian Covid-19 yang disesuaikan dengan ukuran populasi di banyak negara.

Di antaranya seperti Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Spanyol, Italia dan negara lainnya.

"Kami meminta komunitas riset untuk menguji hipotesis kami terhadap data klinis, dan juga menyerukan kepada pengambil keputusan di setiap negara untuk melakukan skrinng seluruh populasi," ungkap peneliti.

Tujuannya, untuk mengidentifikasi pembawa mutasi dan memprioritaskan vaksinasi pada mereka segera setelah vaksin corona yang disetujui.

Oleh sebab itu, peneliti menyarankan bahwa mutasi ini mungkin menjadi faktor risiko keparahan Covid-19 yang banyak diderita pasien virus corona.

Saat ini, para peneliti mengusulkan bahwa temuan tersebut harus diperkuat dengan uji klinis.

Jika divalidasi, maka harus diarahkan pada upaya skrining seluruh populasi untuk mengidentifikasi pembawa mutasi genetik, baik PiS maupun PiZ.

Selanjutnya, orang-orang dengan pembawa mutasi genetik tersebut disarankan untuk mengambil tindakan ekstra, dari penerapan menjaga jarak fisik yang lebih ekstrem hingga diprioritaskan untuk segera vaksinasi begitu vaksin corona tersedia.

Menurut ahli, langkah-langkah ini dapat efektif dalam mengurangi tingkat morbiditas dan fatalitas Covid-19 yang berujung pada kematian.

Analisis data pembawa mutasi genetik

Berdasarkan analisis data pembawa mutasi genetik di Belgia, terdapat 17 dari setiap 1.000 orang yang membawa mutasi PiZ, yakni mutasi virus yang lebih dominan dari dua mutasi yang dibahas dalam penelitian ini.

Sementara angka kematian akibat Covid-19 di negara ini adalah 890 per satu juta penduduk pada September 2020.

Spanyol juga memiliki gambaran serupa, terkait pembawa mutasi genetik virus ini. Tingkat kematian karena Covid-19 di negara ini 640 kasus per satu juta.

Sedangkan di Amerika Serikat, di mana 15 kasus per 1.000 orang adalah pembawa mutasi genetik SARS-CoV-2, dengan 590 kasus kematian per satu juta.

Di sisi lain, para peneliti juga menemukan di banyak negara di Afrika dan Asia Tenggara, pembawa mutasi genetik virus corona baru ini relatif jarang ditemukan, sehingga tingkat kematian Covid-19 juga rendah pada September 2020.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/27/193200123/ahli-sarankan-deteksi-pembawa-2-mutasi-genetik-virus-corona-kenapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke