Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anjing Liar Afrika Punya Anatomi Unik yang Membantunya Bertahan Hidup

KOMPAS.com - Studi anatomi baru dilakukan para peneliti telah mengidentifikasi adaptasi evolusioner dari anjing liar Afrika.

Spesies yang terancam punah ini juga dikenal sebagai anjing bercat Afrika atau anjing pemburu Cape.

Melansir Reuters, Jumat (11/9/2020), adaptasi evolusioner menurut peneliti sangat penting untuk ketahanan berjalan yang bertumpu pada tulang lengan depan hewan, otot dan ligamen yang membantu mempertahankan kehidupannya dalam pelarian.

Hal ini juga yang membedakan anjing liar Afrika dari predator lain seperti singa dan hyena.

Sebab, spesies anjing tersebut memiliki gaya berburu yang unik saat mengejar mangsa dari jarak jauh.

Kawanan nomaden yang terdiri dari 20 hingga 30 anjing liar Afrika, yang merupakan spesies asli Afrika bagian selatan dan timur.

Hewan yang diburu di antaranya antelop, rusa, dan impalas menggunakan teknik berburu yang strategis terkoordinasi namun rumit.

Predator ini juga sering melakukan perjalanan hingga sejauh 50 km setiap hari.

Teknik berburu yang oleh peneliti disebut "exhaustive predation" ini telah terdokumentasi. Anjing liar Afrika ini berlari dengan kecepatan 60 kph hingga satu jam untuk mengejar mangsanya.

"Anjing ini adalah pemburu yang sangat efektif dengan 60 persen perburuan berakhir dengan pembunuhan yang berhasil. Bahkan lebih tinggi dari singa yang hanya 30 persen dan 25-30 persen pada hyena," kata ahli anatomi Heather Smith dari Midwestern University di Glendale, Arizona.

Anjing-anjing ini adalah salah satu dari kelompok canid, spesies dengan hanya memiliki empat jari penuh di kaki depan.

Selain anjing liar Afrika, spesies canid lainnya yakni mencakup anjing, serigala, rubah, dan hewan terkait.

Dengan memiliki empat jari penuh di kaki memungkinkan mereka meningkatkan kecepatan dan langkah yang panjang.

Kendati demikian saat para peneliti menggunakan CT-scan dan melakukan pembedahan pada seekor anjing bercat Afrika yang mati alami di kebun bintang, menemukan sisa jari pertama yang kecil di bawah kulit kaki depan.

Otot yang terkait dengan jari ini telah dikonfigurasi ulang dan digunakan kembali, dibantu oleh "proprioception", yakni persepsi tubuh tentang posisi dan gerakan.

Selain itu, dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal PeerJ ini, peneliti juga menemukan perluasan pada otot tungkai yang mengandung banyak serat "slow-twitch" yang tahan terhadap kelelahan dan mengidentifikasi ligamen kaki depan.

Bagian ini kemungkinan bertindak seperti pegas untuk mendorong tubuh anjing ke depan.

Peneliti juga mengamati penurunan otot yang biasanya berfungsi untuk memutar pergelangan tangan dan lengan bawah, yang menggambarkan peningkatan kebutuhan akan stabilitas.

Anjing-anjing ini mengembangkan stamina yang tidak sama dengan predator saingannya, yang menggunakan kecepatan seperti Cheetah, kekuatan seperti yang digunakan singa dan adaptasi siluman seperti pada macan tutul.

"Namun, anjing liar Afrika terkadang kehilangan hasil buruannya karena karnivora yang lebih besar dan lebih agresif," kata Smith yang memimpin penelitian ini.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/11/190100823/anjing-liar-afrika-punya-anatomi-unik-yang-membantunya-bertahan-hidup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke