Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Analisis Ulang Fosil Ungkap 2 Juta Tahun Lalu Eropa Kaya Keragaman Hewan

KOMPAS.com - Para ahli mencoba menganalisis ulang fosil-fosil yang ada di salah satu situs paleontologi penting di Eropa.

Ternyata dalam analisis ulang terhadap fosil di situs fosil Graunceanu dan potensi fosil di Lembah Sungai Oltet Rumania menemukan bahwa benua ini dulunya memiliki kekayaan keanekaragaman spesies hewan, dikutip dari Science Daily, Selasa (25/8/2020).

Di antaranya seperti monyet darat besar, jerapah leher pendek, badak dan kucing bertaring tajam.

Tak hanya spesies-spesies tersebut, sejumlah satwa lain juga diperkirakan pernah berkeliaran di padang rumput terbuka di kawasan Eropa Timur selama periode Pleistosen awal, yakni sekitar 2 juta tahun yang lalu.

Para peneliti berharap dengan dianalisis kembali fosil-fosil tersebut dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana dan kapan manusia purba bermigrasi ke Eurasia dari Afrika.

Studi dilakukan juga dengan merekonstruksi lingkungan masa lalu, untuk membantu peneliti lebih memahami perubahan iklim di masa depan.

Claire Terhune, profesor antropologi di University of Arkansas mengatakan bahwa situs penting tersebut memiliki komunitas fauna yang sangat beragam.

"Kami menemukan banyak hewan yang belum teridentifikasi dengan jelas di kawasan itu, dan masih banyak yang tidak lagi ditemukan di Eropa," kata Terhune.

Para peneliti berpikir bahwa temuan ini tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan implikasi penting untuk mengetahui bagaimana manusia purba pindah ke benua ini pada saat itu.

Berada sekitar 124 mil sebelah barat ibu kota Rumania, Bukares, terdapat Lembah Sungai Oltet. Kawasan ini termasuk bagian dari situs penting Graunceanu, yang merupakan salah satu endapan fosil terkaya di Eropa Timur.

Para ahli mengungkapkan banyak situs fosil di Lembah Oltet, termasuk Graunceanu, yang ditemukan pada tahun 1960-an setelah tanah longsor yang sebagian disebabkan oleh penggundulan hutan akibat meningkatnya aktivitas pertanian di daerah tersebut.

Arkeolog dan ahli paleontologi dari Emil Racovita Institute of Speleology di Bucharest mencoba menggali situs itu segera setelah ditemukan.

Selanjutnya, fosil yang ditemukan disimpan di institut, dan publikasi ilmiah tentang situs tersebut berkembang pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Akan tetapi, minat terhadap fosil dan situs ini terus berkurang selama 20 tahun terakhir. Sebagian disebabkan oleh hilangnya banyak catatan penggalian dan fosil.

Namun, penelitian dan studi terhadap fosil di situs penting ini kembali dilakukan sejak tahun 2012 yang dilakukan para peneliti dari sejumlah negara, termasuk Terhune.

Pekerjaan para ahli dalam mempelajari kembali situs ini di antaranya mencakup identifikasi fosil secara ekstensif, baik di institut maupun di lapangan.

Selain spesies-spesies yang disebutkan, para peneliti juga mengidentifikasi sisa fosil hewan yang mirip dengan rusa, bison, kuda, burung unta, babi dan berbagai satwa lainnya.

Mereka juga mengidentifikasi spesies fosil trenggiling, yang diperkirakan telah ada di Eropa selama Pleistocene awal tetapi belum dikonfirmasi secara pasti sampai sekarang.

Saat ini, trenggiling, yang terlihat seperti kombinasi armadillo dan trenggiling, yang termasuk di antara hewan paling banyak diperdagangkan di dunia, hanya ditemukan di Asia dan Afrika.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/25/160200223/analisis-ulang-fosil-ungkap-2-juta-tahun-lalu-eropa-kaya-keragaman-hewan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke