Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suhu Global Diprediksi Meningkat 5 Tahun ke Depan, Bagaimana dengan Indonesia?

KOMPAS.com- Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memprediksikan suhu udara rata-rata secara global dalam lima tahun ke depan akan naik sekitar 1 sampai 1,5 derajat celcius.

Bahkan disebutkan pula bahwa untuk periode pada 2019 lalu, suhu rata-rata Bumi sudah lebih dari 1,0 derajat celcius di atas periode pra-industri.

Sedangkan, periode lima tahun terakhir yaitu 2014-2019 ternyata dinyatakan sebagai lima tahun terhangat dalam sejarah catatan data meteorologi.

Lantas, apakah prediksi kenaikan suhu global ini juga berlaku di Indonesia?

Disampaikan oleh Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Drs Herizal MSi, meningkatnya suhu Bumi ini juga berlaku di Indonesia dan menyebabkan berbagai kondisi atmosfer lainnya.

Berdasarkan catatan iklim BMKG tahun 2019, ternyata suhu udara pada tahun 2019 itu merupakan tahun terpanas kedua setelah tahun 2016 di Indonesia.

Peningkatan panasnya tercatat mencapai 0,84 derajat celcius dan ini di atas rata-rata iklim pada tahun 1981-2000.

Bahkan, catatan emisi gas rumah kaca (GRK) terukur di Stasiun GAW BMKG Kototabang terus meningkat mencapai 408,2 ppm.

"Meskipun masih relatif lebih rendah dari GRK global, jumlah kejadian bencana hidrometeorologi terus bertambah mencapai 3.362 kejadian," kata Herizal dalam keterangan tertulisnya.

Dampak suhu global pada lingkungan

Herizal berkata, suhu Bumi yang terus memanas itu telah berdampak pada lingkungan. Salah satunya adalah memicu perubahan pola hujan dan peningkatan cuaca ekstrem.

Di Indonesia, secara umum perubahan pola hujan itu ditandai oleh peningkatan hujan di daerah di utara khatulistiwa yang menyebabkan iklimnya cenderung semakin basah.

"Sementara, di selatan khatulistiwa cenderung kering. Namun, di banyak tempat ditemukan bukti bahwa hujan dalam kategori ekstrem terus meningkat kejadiannya," tuturnya.

Peneliti BMKG, Siswanto dan timnya pada tahun 2016 melakukan penelusuran bukti adanya perubahan iklim tersebut, dengan menggunakan data suhu di Jakarta.

Data suhu di Jakarta yang dikaji adalah hasil pengamatan sejak zaman Belanda (selama 150 tahun), di mana ternyata data tersebut menunjukkan adanya peningkatan suhu rata-rata yang signifikan yaitu 1,6 derajat celcius dari tahun 1866 hingga 2012.

Laju peningkatan ini, kata dia, cukup dapat dibandingkan dengan hasil analisis WMO, yaitu kenaikan suhu global sebesar 1,1 derajat celcius terhadap zaman pra-industri tahun 1850-1900, yanag dijadikan sebagai garis dasar periode acuan perubahan iklim global.

Iklim di Jakarta

Pembuktian meningkatnya suhu panas di Indonesia, khususnya Jakarta, akibat perubahan iklim juga ditunjukkan dengan data 130 tahun.

Dari data yang hasilkan, ternyata meskipun rata-rata curah hujan tahunan relatif sama, bahkan menurun, tetapi frekuensi hujan ekstrem justru meningkat.

Sekitar 10 persen intensitas hujan tertinggi di Jakarta yang bisa mencapai 100 mm per hari telah meningkat sampai 14 persen, akibat penambahan suhu per 1 derajat celcius.

"Tren cuaca ekstrem juga meningkat, ditandai dengan peningkatan frekuensi dan skala bencana hidrometeorologi," jelasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/15/173300223/suhu-global-diprediksi-meningkat-5-tahun-ke-depan-bagaimana-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke