Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Nyamuk Penyebar Mosquito-borne Disease: Aedes Aegypti, Anopheles, dan Culex

KOMPAS.com - Nyamuk merupakan salah satu hewan paling mematikan di dunia.

Mereka dapat membawa dan menyebarkan penyakit ke manusia, hingga menyebabkan jutaan kematian setiap tahunnya.

Dilansir laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Aedes aegypti yang bertanggung jawab atas sebagian besar penyakit karena nyamuk jumlahnya meningkat dalam tiga dekade belakangan.

Untuk diketahui, Aedes aegypti menyebabkan banyak penyakit di antaranya cikungunya, zika, demam berdarah, dan demam kuning (yellow fever).

Kejadian demam berdarah di seluruh dunia telah meningkat 30 kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Ada banyak negara melaporkan wabah penyakit pertama DBD.

Lebih dari setengah populasi manusia hidup berdampingan dengan spesies Aedes aegypti.

Sementara itu pada 2015, malaria yang disebabkan nyamuk Anopheles betina menyebabkan lebih dari 438.000 kematian di dunia.

Butuh upaya pengendalian nyamuk berkelanjutan untuk mencegah wabah penyakit ini.

Berikut adalah 3 jenis nyamuk pembawa penyakit atau mosquito borne disease yang perlu kita ketahui:

1. Aedes aegypti

Zika, demam berdarah, chikungunya, dan demam kuning semuanya ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.

Virus-virus tersebut ditularkan nyamuk Ae. aegypti betina yang infektif, yang menyebarkan virus sambil mengisap darah orang.

Di dalam nyamuk Ae. aegypti, virus menginfeksi nyamuk mid-gut dan kemudian menyebar ke kelenjar ludah selama 8-12 hari.

Setelah masa inkubasi, Nyamuk yang dikenal dengan belang hitam putih pada badan dan kakinya ini dapat menularkan virus ke manusia.

Nyamuk Aedes aegypti hidup di lingkungan yang dipenuhi air, misalnya wadah-wadah penampungan air seperti ember, bak kamar mandi, tempat tatakan gelas pada dispenser, dan lain sebagainya.

Studi menunjukkan, sebagian besar Ae. aegypti betina menghabiskan masa hidup mereka di dalam atau di sekitar rumah. Mereka biasanya terbang sejauh 400 meter.

Nyamuk ini aktif mencari mangsa dan mengigit manusa pada siang hari. Namun, mereka berkembang biak di dalam ruangan dan mampu menggigit siapapun sepanjang hari.

Habitat di dalam ruangan yang kurang rentan terhadap variasi iklim dapat meningkatkan umur panjang nyamuk.

2. Nyamuk Anopheles

Nyamuk Anopheles lebih dikenal sebagai spesies nyamuk malaria. Nyamuk ini juga dianggap sebagai pemancar cacing hati pada anjing.

Spesies nyamuk Anopheles tampaknya lebih suka mengisap darah mamalia, termasuk manusia.

Saat menggigit, area perut nyamuk Anopheles mengarah ke atas, bukannya rata dengan permukaan di sekitarnya seperti kebanyakan nyamuk.

Dilansir Mosquito Magnet, tubuh nyamuk Anopheles dewasa berwarna cokelat gelap kehitaman dan memiliki 3 bagian yaitu kepala, dada dan perut.

Nyamuk Anopheles betina akan kawin beberapa kali dalam masa hidupnya yang pendek, menghasilkan telur setelah ia menemukan darah sebagai makanannya.

Meskipun nyamuk Anopheles hanya hidup beberapa minggu hingga satu bulan paling lama, ia akan mampu menghasilkan ribuan telur selama waktu itu.

Nyamuk betina akan menyimpan 200 telur di permukaan air. Telur-telur itu membutuhkan waktu mulai dari dua hari hingga tiga minggu untuk menetas, tergantung pada suhu daerah.

3. Nyamuk Culex

Nyamuk culex lebih dikenal dengan istilah nyamuk rumah.

Dilansir Britannica, Genus Culex adalah pembawa penyakit filariasis atau kaki gajah di lingkungan tropis dan subtropis.

Saat mengisap darah, tubuhnya sejajar dengan permukaan dan belalainya ditekuk ke bawah mendekati permukaan.

Nyamuk ini memiliki panjang 4-8 mm. Dia memiliki sayap yang dapat terbang lama dan memiliki suara khas yang sering menunjukkan kehadiran mereka.

Nyamuk ini dapat bertelur di hampir semua badan air tawar, termasuk genangan air yang tercemar.

Siklus hidup, biasanya 10 hingga 14 hari, mungkin lebih lama dalam cuaca dingin.

Nyamuk rumah utara (C. pipiens) adalah spesies yang paling melimpah di wilayah utara, sedangkan nyamuk rumah selatan (C. quinquefasciatus) berlimpah di wilayah selatan, yaitu daerah tropis dan subtropis.

Kata ahli

Dalam pemberitaan Kompas.com, 21 Agustus 2009, ahli parasitologi Prof Mohammad Sudomo, setidaknya ada 29 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Aedes, Culex, dan Mansonia yang menjadi perantara penularan penyakit di Indonesia.

"Ada 20 spesies nyamuk Anopheles, enam spesies nyamuk Mansonia, dua spesies nyamuk Aedes dan satu spesies nyamuk Culex," kata ayah dari empat anak yang dikukuhkan menjadi Profesor Riset tahun 2008 itu.

Sementara itu, nyamuk yang tergolong dalam genus Culex dan Mansonia umumnya menularkan filariasis dengan memasukkan cacing filaria ke dalam darah manusia melalui gigitannya.

"Nyamuk Culex quinquefasciatus menularkan filariasis yang disebabkan oleh cacing filaria jenis Wucheraria bancrofti dan nyamuk Mansonia annulifera menularkan filariasis yang disebabkan cacing jenis Brugia malayi," kata Prof Sudomo.

Siklus hidup nyamuk-nyamuk penular penyakit tersebut, menurut dia, secara umum hampir sama.

Masa pradewasa, dari telur, larva hingga pupa terjadi di air dan berlangsung antara 7 dan 14 hari. Hal ini tergantung dari suhu dan kondisi lingkungan sekitarnya.

Sementara itu, proses perubahan pupa atau kepompong menjadi nyamuk, katanya, berlangsung lebih singkat, yakni antara dua dan tiga hari.

"Nyamuk betina yang baru keluar dari pupa akan langsung terbang, berputar-putar di sekitarnya untuk mencari nyamuk jantan dan kawin," katanya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/03/113030423/3-nyamuk-penyebar-mosquito-borne-disease-aedes-aegypti-anopheles-dan-culex

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke