Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gejalanya Mirip, Begini Prosedur Diagnosis Malaria di Tengah Pandemi Corona

KOMPAS.com - Penyebaran Covid-19 di Indonesia saat ini telah menyebar ke wilayah endemis malaria. Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap kedua penyakit yang gejalanya hampir serupa ini.

Wilayah endemis malaria adalah di bagian timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis, dr Siti Nadia Tarmizi MEpid mengatakan bahwa disebabkan masih berlangsungnya pandemi Covid-19, prosedur layanan pasien malaria juga diharuskan mengikuti protokol pencegahan Covid-19.

Hal itu dilakukan karena penyakita malaria memiliki beberapa gejala yang mirip dengan Covid-19. Seperti demam, sakit kepala dan nyeri otot.

Prosedur layanan malaria sesuai dengan protokol pencegahan Covid-19 juga menjaga agar tidak terjadi peningkatan kasus malaria pada saat pandemi, dan menghindari memperberat kondisi pasien malaria yang barangkali juga terinfeksi Covid-19.

"Penderita malaria dapat terinfeksi penyakit lainnya termasuk Covid-19," kata Nadia.

Prosedur pelayanan malaria di tengah pandemi

Dalam upaya perlindungan terhadap petugas layanan malaria dari penularan Covid-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merangkum beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan dan pasien.

- Setiap petugas yang melakukan layanan malaria diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar protokol pencegahan Covid-19

- Masyarakat atau pasien harus tetap mengutamakan jaga jarak fisik minimal 1 meter

- Memakai masker

- Cuci tangan pakai sabun

- Hindari kerumunan lebih dari 5 orang

- Jangan lupa menggunakan kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk

Diagnostik malaria saat pandemi Covid-19

Selain memberikan protokol prosedur layanan pasien malaria, berikut diagnostik malaria saat pandemi Covid-19 dari Kemenkes:

1. Mencari tahu apakah pasien mempunyai riwayat: kontak dengan pasien konfirmasi Covid-19, perjalanan dan pernah atau tinggal di daerah endemis malaria, dan pemeriksaan laboratorium Covid-19

2. Pemeriksaan diagnostik malaria dilakukan dengan Rapid Diagnostic Tests (RDT)

3. Telah disiapkan RDT dan Obat Anti Malaria (OAM) di fasilitas layanan kesehatan

Dikatakan Nadia, di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, pemeriksaan diagnostik malaria dilakukan dengan tes cepat yaitu RDT dan pasien dapat segera diberikan pengobatan bila hasil pemeriksaan RDT positif.

Pembuatan sediaan darah tetap dilakukan untuk konfirmasi hasil RDT dan evaluasi pengobatan malaria.

Nadia dalam hal pengobatan ini juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa klorokuin bukan lagi digunakan untuk obat malaria melainkan khusus untuk Covid-19.

"Ingat klorokuin yang digunakan saat pandemi Covid-19 bukan obat malaria lagi, sehingga bila sakit malaria minum obat anti malaria sesuai aturan," ujar dia.

Sementara itu, perencanaan kebutuhan logistik terutama RDT dan OAM disiapkan untuk mencukupi sampai2-3 bulan ke depan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Dalam mengoptimalisasi arahan ini, petugas Dinas Kesehatan provinsi serta kabupaten/kota wajib memantau dan mengantisipasi layanan malaria pada saat diberlakukan PSBB atau karantina wilayah.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/26/180200823/gejalanya-mirip-begini-prosedur-diagnosis-malaria-di-tengah-pandemi-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke