Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr M Subhan SD
Direktur PolEtik Strategic

Direktur PolEtik Strategic | Founder Mataangindonesia Social Initiative | msubhansd.com | mataanginsaguling.com

Hikmah Ramadhan: Kisah Musa, Antara Iman dan Ilmu

Kompas.com - 25/04/2021, 03:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PROSES Nabi Musa AS membelah laut adalah peristiwa paling heroik. Musa memimpin eksodus Bani Israil begitu tergesa-gesa, di bawah ancaman dan ketakutan.

Bahkan mereka membawa adonan roti karena belum sempat dipanggang. Di belakang mereka, pasukan fir’aun memecut kuda-kuda mereka berusaha menyusul.

Kepulan debu bergulung-gulung ke udara akibat hentakan kaki kuda justru sangat menakutkan Bani Israil. Berarti jarak mereka dengan pasukan fir’aun tidaklah jauh.

Mereka terus bergerak sampai di depan mata terbentang laut lepas: Laut Merah. Bani Israil terpojok.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Sarah dan Raja Mesir

Maju bahaya, mundur lebih berbahaya. Mereka ketakutan. Sampai ada yang bilang, “tinggal di Mesir lebih kusukai daripada harus mati di sini”.

Tetapi Musa, seorang pemimpin dan seorang nabi, tetap tenang. Musa meminta kaumnya agar tidak takut, karena Allah pasti memberi pertolongan.

“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS. As-Syu’ara: 63).

Laut terbelah, tampaklah daratan. Bani Israil pun berduyun-duyun melintasi lorong laut itu, di mana ada 12 jalur untuk 12 suku (Ruben, Simeon, Yahuda, Isakhar, Zebulun, Dan, Naftali, Gad, Ashir, Bunyamin, Manashe, dan Efraim).

Proses “laut terbelah” itu menjadi bahan riset hingga sekarang. Secara visual, kita sering disuguhi wujud laut terbelah.

Laut mengering dan timbul daratan diapit dinding laut tinggi, seperti visualisasi film The Ten Commandments (1956) yang dibintangi Charlton Heston (Musa) dan Yul Brynner (fir’aun).

Ada juga penjelasan proses “laut terbelah” itu dengan teori pasang-surut air, seperti penjelasan pakar kelautan Bruce Parker (2012).

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Jangan Suka Mempersulit

Bisa dilihat juga dalam film Exodus: Gods and Kings (2014) yang diperankan Christian Bale (Musa) dan Joel Edgerton (fir’aun). Film ini dikritik karena dinilai menjauh dari sejarah dan mengenyampingkan campur tangan Tuhan.

Apalagi teori itu bukan hal baru. Pada abad pertama Sebelum Masehi seorang sejarawan Yunani Artapanus (80-40 SM) di Alexandria menyebutkan Musa menyeberangi Laut Merah menunggu air surut.

Musa dinilai punya pengetahuan tentang cuaca dan gejala alam. Bisa dibandingkan dengan peristiwa Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte yang menapaktilasi jejak Musa.

Saat menjajah Mesir, Napoleon memeriksa kanal-kanal yang dibangun fir’aun, termasuk ke Suez.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com