PRESIDEN Jokowi beberapa waktu lalu menyampaikan kepada publik bahwa masyarakat harus bisa berdamai dengan virus Covid-19. Pernyataan tersebut membuat polemik di masyarakat.
Sebagian masyarakat menanggapinya dengan menggangap bahwa ucapan Presiden tersebut berarti kita mengalah dan akhirnya kalah dengan Covid-19. Benarkah demikian?
Ucapan sederhana dari Presiden Joko Widodo tersebut bermakna bahwa manusia khususnya masyarakat Indonesia memang harus berdamai dengan Covid-19. Berdamai bukan berarti mengalah dan kalah.
Berdamai artinya kita harus mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Bukankah manusia makhluk yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk lainnya.
Seperti yang tertuang dalam surat At Tiin ayat 4:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ ﴿التين:٤
Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Saat ini kita telah memasuki hari terakhir di bulan Ramadhan. Dan ibadah Ramadhan yang sudah kita laksanakan dengan sebaik baiknya akan membuat jiwa kita memiliki jiwa yang baru, semangat yang baru.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Idul Fitri, Gerbang Baru Kemanusiaan
Begitulah memang seharusnya Idul Fitri kita pahami dan kita hayati, terlebih dalam situasi pandemi Covid-19.
Jiwa baru yang bersih adalah modal yang berharga untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang bersih dari segala tindakan tercela seperti menyebarkan berita hoaks, fitnah, dan tidak mempedulikan sesama.
Semangat apa sajakah yang dapat kita tunjukkan kepada lingkungan di sekitar kita sehingga kita termasuk golongan orang orang yang bertakwa?
Sesuai dengan namanya bulan Syawal adalah bulan peningkatan. Paling tidak ada empat peningkatan sebagai bentuk insan yang memiliki jiwa penuh semangat, optimisme di Hari Raya yang penuh Fitri ini.
Pertama, semangat pengabdian. Pada dasarnya keberadaan manusia di dunia ini hanyalah untuk mengabdi kepada Allah SWT dalam arti yang lebih luas. Oleh karenanya, semangat pengabdian harus selalu menggelora dalam sanubari setiap insan.
Masyarakat dan bangsa ini di tengah pandemi Covid-19 sangat membutuhkan pemimpin yang memiliki semangat pengabdian untuk memulihkan sendi-sendi ekonomi, fisik, sosial, pendidikan, maupun aspek psikis masyarakat.
Covid-19 yang telah mewabah di seluruh dunia lebih dari 200 negara terinveksi virus corona dengan korban meninggal jutaan manusia menimbulkan penderitaan di seluruh elemen masyarakat, khususnya juga di kalangan menengah ke bawah.