Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berikut Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah Sesuai Edaran Muhammadiyah

KOMPAS.com - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan edaran terkait tuntunan shalat Idul Fitri di masa pandemi Covid-19.

Dalam surat edaran bertanggal 14 Mei 2020 itu, disebutkan bahwa shalat Idul Fitri di lapangan atau masjid sebaiknya tidak dilaksanakan jika pada 1 Syawal nanti Indonesia belum terbebas dari Covid-19 dan belum dinyatakan aman oleh pihak berwenang.

Hal itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona dan sebagai tindakan pencegahan agar tidak terjadi situasi yang lebih buruk.

Oleh karena itu, Muhammadiyah mengimbau agar shalat Idul Fitri dilakukan di rumah masing-masing.

Lantas, bagaimana tata cara shalat Idul Fitri di rumah?

Sesuai SE Muhammadiyah

Apabila pada 1 Syawal 1441 H, pemerintah belum menyatakan bebas dari pandemi Covid-19 dan aman untuk berkumpul orang banyak maka, Shalat Idul Fitri di lapangan sebaiknya ditiadakan atau tidak dilaksanakan.

Dikutip dari laman resmi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Shalat Idul Fitri dikerjakan setelah matahari terbit dan berketinggian dua kali panjangnya penggalah (kurang lebih 6 meter).

Hendaknya memperbanyak membaca takbir pada malam hari raya fitrah sejak matahari terbenam sampai esok harinya ketika shalat akan dimulai.

"Allahu Akbar-Allahu Akbar-La ilaha illallah-Wallahu Akbar-Allahu Akbar-Wa lillahil hamd."

Berikut tata caranya:

1. Hendaknya menggunakan pakaian terbagus dan memakai wangi-wangian, serta makan terlebih dahulu sebelum shalat Idul Fitri.

2. Shalat Idul Fitri dimulai dengan menyeru "as-shalatu jami'ah". Tanpa terlebih dahulu dikumandangkan azan maupun iqamah. Tidak ada shalat sunah sebelum shalat Id ataupun sesudahnya.

Dari Jabir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: "Saya mengikuti shalat bersama Rasulullah di suatu hari Id. Beliau memulai shalat sebelum khutbah, tanpa azan dan tanpa iqamah." (Hadis sahih, riwayat Ahmad dan an-Nasa'i).

3. Kemudian membaca takbiratul ihram (Allahu Akbar) dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar telinga.

4. Membaca takbir. Takbir dalam shalat Idul Fitri pada rakaat pertama sesudah takbiratul ihram dibaca sebanyak tujuh kali.

5. Sesudah takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dibaca surah Al Fatihah yang diikuti dengan surat Al-A'laa (surat No. 87), atau surat Qaaf (surat No. 50).

Sebagaimana penjelasan Nabi saw dalam hadis berikut:

Diriwayatkan dari 'Amr Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa: "Nabi SAW pada hari Id bertakbir dua belas kali: tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua, dan beliau tidak melakukan shalat sunat apa pun sebelum dan sesudahnya." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

6. Rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

7. Pada rakaat kedua sebelum membaca Al Fatihah, disunahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan.

Dijelaskan pula, tidak ada tuntunan dari Nabi saw tentang zikir atau bacaan di sela-sela dua takbir dari takbir-takbir pada waktu melakukan shalat Id.

8. Membaca surah Al Fatihah, diteruskan membaca surah Al Ghaasyiyah (surat No. 88) atau surat al-Qamar/Iqtarabatis-Saa'ah (surat No. 54).

Dasarnya adalah hadis berikut ini:

Diriwayatkan dari an-Nu‘man Ibnu Basyir bahwa ia berkata: "Adalah Rasulullah saw pada shalat dua hari raya dan pada shalat Jumat membaca sabbihisma rabbikal-a‘laa dan hal ataka hadiitsul-ghaasyiyah. (An-Nu‘man) berkata lagi: Dan apabila Id bertemu dengan Jumat pada hari yang sama, beliau membaca kedua surat itu juga dalam kedua shalatnya." (HR. Muslim).

9. Rukuk, sujud, dan seterusnya hingga salam.

10. Setelah selesai shalat hendaklah imam membaca khotbah satu kali, dimulai dengan "alhamdulillah" dan menyampaikan nasihat kepada para hadirin dan menganjurkan untuk berbuat baik.

https://www.kompas.com/ramadhan/read/2020/05/17/122200572/berikut-tata-cara-shalat-idul-fitri-di-rumah-sesuai-edaran-muhammadiyah

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke