Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Ekspor Timah Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Babel Hanya 4,38 Persen

Kompas.com - 06/02/2024, 06:16 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Kinerja ekspor timah yang melambat berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Bangka Belitung.

Secara keseluruhan pada 2023 perekonomian Bangka Belitung tumbuh 4,38 persen year on year (yoy), sedikit melambat dibandingkan 2022 yang tumbuh 4,40 persen (yoy).

Hal itu seiring dengan perlambatan kinerja ekspor timah sebagai komoditas unggulan Bangka Belitung dan dampak normalisasi harga timah sepanjang 2023.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung Rommy Sariu Tamawiwy mengatakan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada Triwulan IV-2023 tumbuh 4,00 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,01 persen(yoy).

"Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Babel pada Triwulan IV-2023 didorong kinerja LU utama yaitu industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran. Sementara itu, kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta pertambangan dan penggalian turun sehingga menahan laju PDRB," kata Rommy pada awak media, Senin (5/2/2024).

Baca juga: Sertifikasi Tanah di Pekanbaru Hasilkan Nilai Ekonomi Rp 1,58 Triliun

Rommy mengungkapkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Babel didorong oleh pertumbuhan seluruh kelompok pengeluaran, kecuali ekspor dan impor.

"Sebagian besar LU pada Triwulan IV-2023 menunjukkan kinerja positif. LU Industri Pengolahan tumbuh 3,08 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,44 persen (yoy).

Kinerja industri pengolahan utamanya ditopang oleh sub-kategori industri makanan dan minuman, terutama minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya yang mengalami peningkatan produksi.

"Namun demikian, penurunan ekspor logam timah menahan laju pertumbuhan industri pengolahan lebih lanjut," ujar Rommy.

LU perdagangan tumbuh 10,51 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,22 persen (yoy).

Kinerja perdagangan disebabkan oleh meningkatnya volume barang yang diperdagangkan seiring dengan maraknya ritel modern dan lokal di Babel.

Sementara itu, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta LU Pertambangan dan Penggalian mengalami kontraksi sehingga menahan laju PDRB lebih lanjut.

LU Pertanian terkontraksi -1,28 persen (yoy) dipengaruhi penurunan sub-sektor perkebunan lada dan dan tanaman pangan.

"Demikian halnya LU Pertambangan yang terkontraksi -1,34 persen (yoy), melanjutnya kontraksi sebelumnya sebesar -2,30 persen (yoy) sebagai dampak penurunan kinerja ekspor timah," beber Rommy.

Dari sisi pengeluaran, sambung Rommy, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,35 persen (yoy) seiring peningkatan mobilitas masyarakat dan peningkatan konsumsi pada HBKN Natal dan Tahun Baru 2024.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com