Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Masyarakat Tinggal di Rumah yang Lokasinya Berbahaya

Kompas.com - 04/09/2023, 11:44 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Belum semua masyarakat di Indonesia bertempat tinggal di rumah yang lokasinya aman atau terbebas dari bahaya.

Pasalnya, rumah yang layak dan memiliki daya tahan baik apabila dibangun di lokasi yang tidak berbahaya serta berstruktur permanen.

Merujuk publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul Statistik Perumahan dan Permukiman 2022, terdapat beberapa lokasi rumah yang dinilai berbahaya.

Seperti, di bawah kabel listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET); di dalam radius 1 km dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah; di dalam radius 2 km dari pabrik berpolusi; di pinggir rel kereta api kurang dari 15 meter; di tepian/atas sungai/danau/laut; serta di sekitar jalur landasan pesawat terbang.

Baca juga: Hanya Segelintir Masyarakat Ekonomi Rendah yang Beli Rumah

Dari lokasi-lokasi itu, masyarakat paling banyak menempati rumah yang berada di tepian atau atas sungai/danau/laut dengan 4,44 persen.

Wilayah pedesaaan memiliki persentase lebih besar dibandingkan dengan perkotaan.

Urutan kedua, lokasi rumah masyarakat berada di dalam radius 2 km dari pabrik berpolusi, jumlahnya 2,96 persen. Kondisi ini paling banyak di wilayah perkotaan.

Kemudian, terdapat 1,81 persen masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar jalur landasan pesawat terbang. Persentase di wilayah perkotaan lebih tinggi daripada pedesaan.

Selanjutnya, terdapat 0,87 persen masyarakat yang rumah berada di bawah kabel listrik SUTET. Kondisi ini paling banyak berada di perkotaan.

Lalu, masyarakat yang menempati rumah di dalam radius 1 km dari TPA Sampah terdapat 0,46 persen. Kondisi ini juga banyak terjadi di perkotaan.

Terakhir, terdapat 0,39 persen masyarakat yang rumahnya berada di pinggir rel kereta api dengan jarak kurang dari 15 meter. Hal ini banyak terjadi di perkotaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com