Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Arsitektural Tradisional dalam Rumah Adat Aceh

Kompas.com - 01/07/2023, 18:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan perbaikan rumah adat yang terdampak dalam insiden pelanggaran HAM di Provinsi Aceh.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan, Iwan Suprijanto mengatakan, perbaikan rumah adat Aceh dilakukan dengan mengedepankan nilai arsitektural tradisional.

"Kami ingin masyarakat Aceh tetap bangga akan budayanya dan generasi muda bisa memahami filosofi bangunan yang ada," ujar Iwan, seperti dikutip dari keterangan resmi.

Saat ini sedang dilaksanakan penanganan 31 rumah rekomendasi penyelesaian non-yudisial pelanggaran HAM di Aceh yang beberapa di antaranya merupakan rumah adat.

"Kami berusaha membangun tanpa mengubah struktur bangunan agar filosofi rumah adat suatu daerah tetap terjaga," imbuh Iwan.

Rumah adat Aceh berbentuk panggung setinggi sekitar 2,5 meter dari tanah dengan serambi depan, tengah, dan belakang.

Selain untuk beraktivitas, adanya jarak antara tanah dan lantai rumah adat Aceh dimaksudkan untuk menghindari dari serangan binatang buas atau bencana alam seperti banjir.

Arsitekturnya mengandung filosofi keselamatan terhadap gangguan alam dan nilai sisi kehidupan sosial masyarakat.

Bagian bawah atau kolong rumah adat Aceh dapat dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan hasil tani atau hasil melaut serta sejumlah peralatan kerja karena sebagian masyarakat berprofesi sebagai petani dan nelayan.

Baca juga: Museum Wiswakarma Diresmikan, Usung Nilai Arsitektur Tradisional Bali

Bagian pintu rumah adat Aceh dibuat sedikit lebih rendah dan diberi balok melintang. Tujuannya agar setiap orang yang hendak masuk harus menunduk terlebih dahulu.

Filosofinya adalah setiap tamu hendaknya menaruh hormat kepada tuan rumah dengan tidak mendongakkan kepala.

Selain itu, sisi rumah adat Aceh selalu menghadap ke timur dan barat daya. Hal tersebut karena salah satu sisinya menghadap kiblat karena mayoritas masyarakat Aceh menganut agama Islam.

Tak hanya itu, angin kencang kerap bertiup antara dua arah ini sehingga dapat selamat dari angin badai.

Bagian atap rumah adat Aceh terbuat dari daun rumbia yang dianyam. Daun rumbia dipilih karena ringan dan memberikan hawa sejuk.

Sementara itu, perbaikan rumah yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan berupa pendempulan tiang pondasi, peremajaan cat bangunan, dan penggantian balok kayu lantai tanpa mengubah struktur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com