Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuki Usia 496 Tahun, Jakarta Masih Dihantui Kemacetan

Kompas.com - 20/06/2023, 11:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

Pertumbuhan penduduk yang pesat di Jakarta menjadi dua kali lipat dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun. Di samping itu, lebih dari 60 persen penduduk bergantung pada kendaraan pribadi.

Baca juga: Tarif Cuma Rp 3.500, Transjakarta Layani Rute Bandara Soekarno-Hatta bagi Masyarakat

Jalan berbayar yang tertunda

Beberapa solusi yang diterapkan untuk mengurai kemacetan ternyata belum efektif. Kebijakan three in one maupun ganjil genap tidak memberikan solusi yang mujarab.

Rencana penerapan aturan kebijakan jalan berbayar (electronic road pricing/ERP) yang semula diminta untuk dipercepat oleh para anggota DPRD, masih ditunda karena tahun politik.

Padahal manfaat Jalan Berbayar Elektronik memiliki banyak manfaat. Dari sektor lalu lintas, manfaatnya adalah mengurangi kemacetan lalu lintas, mempersingkat waktu tempuh, meningkatkan keselamatan lalu lintas dan mengubah perilaku masyarakat dalam berlalu lintas.

Dari sisi hukum, penerapan jalan berbayar elektronik bisa memangkas birokrasi peradilan hukum terkait pelanggaran lalu lintas, dan meningkatkan ketertiban masyarakat.

Dari sisi lingkungan, manfaatnya untuk mengurangi kebisingan yang dihasilkan kendaraan, dan menurunkan tingkat polusi udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor.

Sementara manfaat dari sisi transportasi dapat meningkatkan pelayanan angkutan umum massal, mendorong peralihan kendaraan pribadi ke angkutan umum massal, mewujudkan tarif angkutan umum massal lebih terjangkau, dan meningkatkan kinerja lalu lintas.

Transjakarta menginspirasi

Kehadiran BRT Trans Jakarta yang telah terhubung angkutan feeder (Jaklingko) ternyata banyak membantu warga kota. 

Terlebih saat ini sudah ada dukungan kerjasama dari moda lain seperti KRL Jabodetabek, MRT Jakarta, LRT Jakarta. Tidak lama lagi akan beroperasi LRT Jabodebek (12 Juli 2023) dan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang terkoneksi. 

Semakin berkembang, per Mei 2023, Transjakarta sudah memiliki 394,4 km panjang koridor dan 2.326,3 km non koridor.

Para penumpang dilayani oleh 19 operator dengan 4.265 armada, yang terdiri 167 articulated bus, 934 single bus, 293 maxi bus, 289 low entry bus, 107 medium bus, 2.419 micro bus, 28 double decker bus, 30 low entry bus EV, 100 royal trans, dan 26 Transjakarta cares.

Terdapat pula 232 rute dengan 13 rute utama (busway) dan 8 tipe layanan.

Berangkat dari tahun 2004, layanan Transjakarta hanya baru melayani 1,8 persen cakupan populasi Jakarta. Jumlah ini terus naik tiap tahunnya hingga tahun 2022, ada 88,2 persen populasi Jakarta yang bisa terlayani.

Tentu saja Transjakarta sukses besar dalam menghadirkan layanan prima kepada para pengguna transportasi umum. Bahkan, Dari tempat tinggal, tidak sampai 500 meter, warga sudah bisa mengakses fasilitas bus Transjakarta. 

Pernah ada kebijakan larangan motor

Djoko berkisah, Kota Jakarta pernah punya kebijakan pelarangan sepeda motor tahun 2017. Namun, oleh Mahkamah Agung (MA) tahun 2018 memutuskan mencabut larangan sepeda motor melintas di Jalan MH Thamrin hingga Merdeka Barat berdasarkan prinsip hak asasi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com