BANGKA, KOMPAS.com - Pohon sapu-sapu yang banyak tumbuh liar di Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menjadi sorotan karena bisa menjadi salah satu bahan baku minyak atsiri.
Sementara masyarakat setempat telah lama menggunakan pohon sapu-sapu untuk keperluan sehari-hari. Salah satunya digunakan sebagai media pengusir nyamuk.
Warga Manggar Belitung Timur Marwansyah mengatakan, pohon sapu-sapu biasanya dimanfaatkan warga untuk mengusir nyamuk rumahan saat menjelang petang.
"Daun yang masih hijau biasanya dibakar untuk menghasilkan asap yang mana asap dari daun sapu sapu ini dengan aroma harum khasnya membuat nyamuk tidak menyambangi rumah tersebut," kata Marwansyah kepada Kompas.com, Sabtu (11/2/2023).
Baca juga: Dari Pohon Sapu-sapu, Indonesia Targetkan Jadi Biang Parfum Nomor 1 Dunia
Marwan menuturkan, kearifan lokal dalam penggunaan pohon sapu-sapu umumnya dilakukan para orang tua.
Seiring berkembangnya zaman, generasi muda cenderung meninggalkan penggunaan pohon sapu-sapu.
"Mereka inginnya lebih praktis, beli yang sudah kemasan buatan pabrik," ujar Marwan.
Dengan keberadaan pohon sapu-sapu yang melimpah, kata Marwan, sangat disayangkan jika diabaikan begitu saja.
Wewangian yang ada pada pohon bernama latin baeckea frutescens itu dinilai lebih menyehatkan ketimbang penggunaan bahan kimia buatan.
"Di Belitung Timur sendiri tersebar di wilayah hutan kerangas seputaran Manggar dan kecamatan lainnya. Merupakan komunitas tumbuhan khas wilayah tambang pasir, timah dan kaolin," ungkap Marwan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.