PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Pohon sapu-sapu atau pohon ujung atap yang selama ini tumbuh liar di Kepulauan Bangka Belitung, dipersiapkan sebagai bahan baku minyak atsiri.
Pasokan melimpah dari pohon bernama latin baeckea frutescens itu diharapkan mampu menjadikan Indonesia sebagai produsen utama biang parfum dunia.
"Pohon sapu sapu selama ini menjadi tanaman liar dan ini bisa diolah sebagai minyak atsiri. Minyak yang sangat banyak kegunaannya," kata Ketua Dewan Atsiri Indonesia Irdika Mansur, di Pangkalpinang, Kamis (26/1/2023).
Irdika menuturkan, kandungan minyak atsiri lebih dari sekadar bahan baku parfum.
Kegunaannya bahkan mencakup hampir seluruh aktivitas manusia, mulai dari bangun tidur, beraktivitas hingga tidur kembali.
Baca juga: Sertifikat PTSL Pangkalpinang Diterbitkan, 311 di Antaranya Aset Pemkot
"Pakai sabun, pasta gigi, deodoran dengan rasa mint ada kandungan minyak atsirinya. Itu kita gunakan sehari-hari," ujar Irdika.
Menurut Irdika, daerah tropis di Indonesia cocok untuk budidaya bahan baku minyak atsiri.
Selain pohon sapu-sapu, juga ada sereh wangi, lada, cengkeh dan lainnya yang bisa digunakan sebagai bahan baku.
Tercatat saat ini sebanyak 172 tanaman yang bisa diekstrak menjadi minyak atsiri. Dengan adanya pohon sapu-sapu, maka jumlahnya bertambah menjadi 173 tanaman.
"Nilai ekspor minyak atsiri sebagai minyak esensial oil mencapai Rp 10 triliun per tahun. Indonesia itu tiga besar dunia. Kadang nomor satu atau nomor dua antara India dan China. Jadi perlu dikelola potensi yang kita miliki ini," ujar Irdika yang juga dosen Institut Pertanian Bogor (IPB).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.