Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Fakta Sistem Saringan Sampah Badan Air di Perbatasan Jakarta

Kompas.com - 28/09/2022, 11:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini tengah membangun sistem saringan sampah badan air di perbatasan Jakarta.

Proyek ini merupakan upaya penanggulangan permasalahan sampah dan banjir secara simultan di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap proyek ini bisa rampung sebelum akhir tahun 2022, bersamaan dengan kedatangan musim hujan.

"Ini adalah proyek pertama kali dan bahkan pertama kali di Indonesia ada penyaringan seperti ini," ucap Anies, mengutip laman resmi Pemprov DKI Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Apabila proyek bisa memberikan hasil yang baik, harapannya bisa menjadi contoh pengembangan sistem saringan sampah badan air di wilayah lain.

Baca juga: Ada Kolam Retensi Andir, Daerah Genangan Banjir di Bandung Berkurang

Sementara itu, berikut sejumlah fakta proyek sistem saringan sampah badan air di perbatasan Jakarta:

Latar belakang

Pembangunan ini dilatarbelakangi adanya penekanan volume sampah yang terkonsentrasi di satu titik penanganan yakni Pintu Air Manggarai.

Oleh karena itu dibutuhkan penanganan di titik lain untuk meminimalisir efek bendung yang bisa mengakibatkan banjir.

Selain itu, keterbatasan ruang di Pintu Air Manggarai yang menyulitkan penambahan alat berat untuk percepatan penanganan sampah di badan Kali Ciliwung juga berpengaruh.

Karenanya dibutuhkan pemindahan fungsi penanganan sampah dari Pintu Air Manggarai ke perbatasan Jakarta untuk meringankan beban kerja penanganan sampah di sana.

Baca juga: TPA Sampah Karimunjawa Kelar Dibangun, Begini Kemampuannya

Kemudian, karakteristik sampah yang sangat beragam serta tuntutan dalam kecepatan waktu penanganan sampah turut membuat pengolahan sampah menjadi kurang efektif.

Sampah yang dibuang tanpa dipilah terlebih dahulu dapat mengurangi masa manfaat dari Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang kabarnya telah mendekati masa akhir.

Fungsi

Selain untuk meminimalisir banjir, sistem saringan sampah badan air di perbatasan Jakarta tersebut juga memiliki manfaat lain.

Seperti menjaga pompa-pompa pengendalian banjir yang dioperasikan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta agar tidak mengalami efek bendung yang pada akhirnya mengakibatkan banjir.

Pompa-pompa yang dimaksud antara lain Pompa Waduk Pluit, Pompa Ancol, dan Pompa Gambir.

Cara kerja

Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup Asep Kuswanto menjelaskan, sistem kerja dari saringan sampah badan air ini.

Pertama, ponton terapung yang diletakkan di lokasi saringan berfungsi untuk mengarahkan sampah ke segmen sungai.

Sehingga, nantinya dapat menghindari efek bendung akibat sampah yang tertahan di badan air.

Kemudian, penyaringan dilakukan secara berlapis dari mulai saringan kasar sampai ke saringan lebih halus.

Proses penyaringan sampah dibagi dalam dua tahap penyaringan dan tahap pencacahan sampah organik.

Saringan tahap 1 berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 50 sentimeter, mengangkat dari badan air, menempatkannya di conveyor untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 5-20 sentimeter.

Saringan tahap 2 berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 20-50 sentimeter, mengangkat dari badan air, menempatkannya di conveyor dan kemudian membawa ke mesin penghancur atau secondary crusher untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 3-5 sentimeter.

Pencacah tahap 1 berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar seperti kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lainnya menjadi ukuran 10-20 sentimeter.

Pemisah sampah otomatis berfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar sebelum sampah dimasukkan ke pencacah tahap 2.

Pencacah tahap 2 berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar seperti kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lainnya menjadi ukuran 3-5 sentimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com