Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Berkendara di Jalan Tol Trans-Jawa? Ini Tiga Ruas Paling Berbahaya

Kompas.com - 27/09/2022, 05:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita duka datang bertubi-tubi dari kecelakaan lalu lintas (lalin) di Jalan Tol Trans-Jawa. Tak sampai dua bulan, kecelakaan dengan fatalitas tinggi atau menelan korban meninggal dunia terus terjadi secara berturut-turut.

Peristiwa yang paling menyita perhatian adalah yang merenggut nyawa Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) periode 2009-2014 Hermanto Dardak di Tol Pemalang-Batang.

Kecelakaan lalin ganda tersebut terjadi di Km 341+400 B yang melibatkan dua unit kendaraan, minibus Kijang Innova bernomor polisi B 2739 UFZ yang dikemudikan oleh AS (sopir Hermanto Dardak) dengan truk Hino golongan III bermuatan tepung dengan nomor polisi K 1909 BH yang dikemudikan oleh S (31).

Selanjutnya, terjadi lagi kecelakaan maut di Tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah, tepatnya di Km 253+00 Jalur A, Minggu (18/9/2022) sekitar pukul 14.15 WIB yang menewaskan lima orang.

Baca juga: Kecelakaan Terus Terjadi di Jalan Tol, Ingat Baik-baik Rumus 3 Detik

Sementara itu, tujuh korban lainnya menderita luka ringan dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ungaran Kabupaten Semarang.

Satu hari setelahnya, kecelakaan maut lagi-lagi terjadi. Kali ini, di Tol Pandaan-Malang Km 77 B, Minggu (25/9/2022) pukul 17.15 WIB, menelan satu korban meninggal dunia.

Kecelakaan maut beruntun ini tentu saja mengkhawatirkan dan menimbulkan pertanyaan besar, amankah berkendara di Jalan Tol Trans-Jawa? Hal ini mengingat hampir setiap hari ada kecelakaan di jalan tol dengan fatalitas tinggi.

Koordinator Indonesia Toll Road Watch (ITRW) Deddy Herlambang mengaku prihatin dan sangat mengkhawatirkan kecelakaan lalin yang mengakibatkan sejumlah pengendara dan pengguna tol meninggal dunia.


Kendati fatalitas tersebut disebabkan oleh laju kendaraan dengan kecepatan tinggi yang tidak disertai kemahiran pengemudi mengendalikannya akibat faktor kelelahan, Deddy menggarisbawahi faktor krusial lainnya yakni keamanan jalan tol.

Menurut catatan ITRW, ada tiga ruas yang masih sangat berbahaya dan karena itu butuh konsentrasi tinggi untuk melintasinya, yakni Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), dan Tol Batang-Semarang.

"Tol Batang-Semarang itu ada dua titik yang sangat rawan dan berbahaya yakni Km 355 dan Km 358," ujar Deddy kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Jalan tol ini dinilai berbahaya dan rawan karena minim penerangan jalan, akibatnya kondisi di ruang-ruang jalan utama (main road) gelap gulita sehingga perlu konsentrasi tinggi.

Bila terus berkendara dengan konsentrasi tinggi tanpa jeda selama lebih dari dua jam, akan menyebabkan pengemudi cepat lelah hingga akhirnya mengantuk (sindrom kelelahan kronis).

Selain itu, pada arah berlawanan, sorotan lampu jauh (high beam) dari kendaraan lain ikut berkonstribusi menambah akut sindrom kelelahan ini.

"Dua jalur jalan tol tidak dilengkapi dengan peredam silau pada masing-masing markanya. Tentu saja, kondisi ini menambah berat sindrom kelelahan pengendara," imbuh Deddy.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com