Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Tak Serius Bangun Rumah Rakyat Miskin

Kompas.com - 14/09/2022, 20:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan Pemerintah dinilai kurang serius dalam menghadirkan perumahan terjangkau bagi masyarakat.

Hal tersebut berdasarkan hasil Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2022, survei berkala dilakukan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com.

Survei kali ini berdasarkan 1.000 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juni hingga Juli 2022.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, persepsi konsumen terhadap upaya Pemerintah untuk membuat perumahan terjangkau menurun dari 56 persen responden survei menjadi 53 persen.

"Hal ini bisa dilihat bahwa kebijakan Pemerintah dirasakan konsumen masih kurang kondusif apalagi bagi kelas menengah yang tidak terjangkau fasilitas subsidi namun penghasilannya masih pas-pasan untuk mencicil rumah non-subsidi," kata Marine, mengutip rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Pengembang Wilayah Sumatera Desak Pemerintah Naikkan Harga Rumah Subsidi

Kendati demikian, sentimen konsumen Indonesia terhadap pasar properti nasional makin positif.

Indeks sentimen properti pada periode yang sama menjadi 59 poin naik 2 poin dari semester sebelumnya.

Peningkatan ini didorong oleh kepuasan yang lebih tinggi, peringkat keterjangkauan yang lebih tinggi, tingkat bunga wajar yang lebih tinggi, dan pandangan positif yang lebih tinggi terhadap harga properti.

Melalui survei tersebut juga diketahui mayoritas responden berpikir bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan harga properti akan naik tahun depan.

Adanya kenaikan tingkat inflasi maupun tingkat suku bunga pada tahun depan masing-masing dinyatakan oleh 70 persen responden survei.

Baca juga: Pengembang Minta Harga Minimal Rumah Subsidi Naik Jadi Rp 180 Juta

Sementara adanya kenaikan harga rumah dinyatakan oleh 80 persen responden.

Prediksi masyarakat juga dipengaruhi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak 3 September 2022 lalu.

Menurut Kementerian Keuangan, kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sebanyak 1,9 persen ke inflasi tahun ini.

Sehingga diperkirakan inflasi pada akhir 2022 akan berada di kisaran 6,6–6,8 persen, meningkat dari target inflasi 2022 pemerintah sebelumnya sebesar 4–4,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com