Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Crown Group di Antara Peluncuran Holdings Baru dan Kebijakan Migrasi Albanese

Kompas.com - 21/06/2022, 14:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia setelah terpilih pada Mei 2022 merupakan langkah politis strategis yang dipandang positif dan memberi harapan baru.

Pertemuan antar-kedua kepala negara tersebut membahas tentang perdagangan dan investasi bilateral, kerja sama di bidang iklim dan energi, serta kepentingan regional dan global.

Salah satu hal penting dalam kunjungan ini adalah keinginan kedua belah pihak untuk membuka potensi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan harapannya kepada Anthony Albanese mengenai penambahan kuota working holiday hingga 5.000 peserta per tahun.

Baca juga: Digarap Tiga Arsitek Kelas Dunia, Mastery by Crown Group Rampung 2024

Kebijakan ini diyakini akan memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi para pekerja usia muda dari Indonesia, dan membantu Australia dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja musiman.

Kunjungan tersebut juga menggambarkan bahwa pemerintah Australia kini ingin lebih fokus pada hubungan dengan Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan perubahan iklim, sebuah isu yang penting bagi negara-negara tetangga di kawasan Pasifik.

CEO Crown Group Iwan Sunito menyambut baik dan mengharapkan dampak positif dan luas dari pertemuan kedua pemimpin negara jiran tersebut.

Indonesia memiliki potensi luar biasa. Selain sumber daya alam, juga populasi 275 juta jiwa sebagai pasar potensial yang bisa mendukung pemulihan ekonomi Australia.

Berdasarkan catatan Biro Statistik Australia, pada akhir Juni 2019, 88.740 orang kelahiran Indonesia tinggal di Australia. Angka ini 29,4 persen lebih banyak dari jumlah 68.570 orang pada 30 Juni 2009.

Orang Indonesia adalah salah satu komunitas migran terbesar di Australia, setara dengan 1,2 persen komunitas migran Australia dan 0,3 persen dari total populasi Australia.

Sementara jumlah mahasiswa Indonesia di Australia yang tercatat per tanggal 28 Juni 2021 yakni sebanyak 12.645 mahasiswa.

Ini sekaligus menempatkan Indonesia di peringkat 6 jumlah mahasiswa asing terbanyak di Australia setelah Tiongkok, India, Nepal, Vietnam dan Malaysia.

"Di sinilah terlihat posisi strategis Indonesia," cetus Iwan dalam media briefing, Selasa (21/6/2022).

Oleh karena itu, Iwan memberikan dukungan kepada Business Council of Australia (BCA) yang menyerukan kepada Pemerintahan Albenese untuk meningkatkan arus migrasi selama dua tahun ke depan untuk membantu pemulihan ekonomi Australia.

Untuk diketahui, arus migrasi turun selama pandemi dan saat ini dibatasi pada 160.000 jiwa. BCA ingin meningkatkan Batasan tersebut menjadi 220.000 jiwa pada tahun 2022-23 dan 2024, dan kemudian kembal lagi ke 190.000 jiwa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com