JAKARTA, KOMPAS.com - Masjid Istiqlal akan berusia 44 tahun pada Selasa, (22/2/2022). Hingga sekarang, tempat ibadah yang berlokasi di Jakarta Pusat ini masih memegang predikat sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara.
Nama 'Istiqlal' diambil dari bahasa Arab yang berarti merdeka. Proses pembangunannya pun memakan waktu hingga 23 tahun.
Seperti dikutip dari situs resmi Masjid Istiqlal, pembangunan masjid ini diusulkan oleh Menteri Agama pertama RI KH Wahid Hasyim berserta beberapa ulama lain. Mereka ingin mendirikan masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia.
Pada tahun 1953, KH Wahid Hasyim bersama H Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir Sofwan dan dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.
Baca juga: Viral Video Lampu Disko di Masjid Istiqlal, Ini Penjelasannya
Tepat tanggal 7 Desember 1954 yayasan Masjid Istiqlal beridiri dan diketuai oleh H Tjokroaminoto. Yayasan ini didirikan tak lain untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.
H Tjokroaminoto kemudian menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Presiden Soekarno dan ternyata mendapatkan respon positing.
Istiqlal berdiri di atas bekas benteng Belanda Citadel dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834.
Keputusan untuk membangun masjid di lokasi tersebut karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dan Presiden Soekarno ingin menampilkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Selain itu, ternyata ada alasan politis yang melatarbelakangi pemilihan lokasi tersebut.
Presiden Soekarno ingin Masjid Istiqlal menjadi sejarah baru bangsa Indonesia yang bisa menegakkan kemerdekaan dari penjajah.
Hal itu terungkap dalam buku Soichim Salam yang berjudul 'Masjid Istiqlal Sebuah Monumen Kemerdekaan'.
"Di atas bekas benteng penjajahan ini kita bangun Masjid Istiqlal yang berarti merdeka atau kemerdekaan, (itu) pertimbangan Bung Karno" tulis Solichin.
Pada 1955, Presiden Soekarno kemudian mengadakan sayembara untuk mencari arsitek dari masjid ini. Dari 30 peserta, terpilihlah 22 kandidat yang kemudian dikerucutkan menjadi 5 finalis