Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Saat Kering Bersihkan Abu Vulkanik di Rumah, Ini Panduannya

Kompas.com - 08/12/2021, 06:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber SPOT.ph

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia merupakan kawasan ring of fire yang kerap mengalami letusan gunung berapi.

Erupsi yang menimbulkan gugurnya abu vulkanik ke lingkungan rumah menjadi potret umum di sejumlah wilayah tanah air yang terdampak.

Membersihkan sisa-sisa abu vulkanik di rumah menjadi kegiatan pertama pasca pulihnya kondisi kebencanaan.

Baca juga: Abu Vulkanik Bisa Didaur Ulang Jadi Bahan Bangunan, Bagaimana Caranya?

Namun, dalam membersihkannya tidak bisa sembarangan. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan.

Sebab, abu vulkanik dapat mengancam kesehatan Anda. Maka dari itu, simak panduan membersihkan abu vulkanik di rumah berikut ini.

Siapkan Peralatan yang Tepat

Pembersihan abu vulkanik harus dilakukan sesegera mungkin. Hal pertama yang perlu diperhatikan yakni kelengkapan diri Anda dengan peralatan yang tepat.

Hal ini menurut International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN), organisasi penelitian dan penyebaran informasi tentang bahaya dan dampak kesehatan dari gunung berapi.

Masker N95 dirancang untuk menyaring molekul berbahaya dari abu vulkanik bagi tubuh. Tetapi jika Anda tidak bisa mendapatkannya, gunakan masker bedah, masker skuter, kain, atau sejenisnya.

Meskipun, masker selain jenis N95 tidak akan berfungsi secara maksimal. Jadi, mungkin baiknya Anda mengenakan dua masker sekaligus.

Bersihkan Atap dan Lingkungan Rumah

IVHHN juga menyarankan untuk menyingkirkan abu dari atap rumah Anda terlebih dahulu. Karena beban berat dapat menyebabkannya runtuh.

Sebagian besar atap tidak dapat menahan abu basah yang lebih banyak dari empat inci atau 10 centimeter. Begini panduannya:

  • Membasahi abu vulkanik pada permukaan yang luas, yaitu jalan serta pekarangan, akan membantu mencegahnya terbawa angin serta memudahkan untuk disekop.
  • Jangan merendam abu karena ini akan mengubahnya menjadi lumpur.
  • Gunakan sapu yang kaku untuk menghilangkan sisa abu yang lebih kecil.
  • Tempatkan abu vulkanik yang terkumpul ke dalam wadah dan tutup rapat. Kemudian jauhkan dari area yang dapat menyebabkan penyumbatan.
  • Perhatikan bahwa abu vulkanik itu licin, jadi Anda harus ekstra hati-hati saat membersihkan atap.

Bersihkan Bagian Dalam Rumah

IVHHN menyebutkan bahwa untuk menghindari membawa lebih banyak kotoran, pembersihan bagian dalam hanya boleh dilakukan setelah bagian luar.

Selain tetap mengenakan masker, pembersihan di dalam rumah dapat menggunakan penyedot debu yang dilengkapi dengan sistem penyaringan partikulat.

Alat ini juga akan sangat membantu membersihkan abu pada karpet, furnitur, peralatan, dan sejenisnya. Berikut panduannya:

  • Sekali lagi, jangan menyapu abu saat kering. Basahi abu dengan sedikit air, kemudian gunakan kain lembab atau pel untuk lantai Anda.
  • Jika penyedot debu tidak tersedia, bersihkan dengan lap yang dibasahi dengan air dan deterjen.
  • Untuk pakaian atau kain yang tertutup abu, gunakan deterjen bubuk dan jangan lupa untuk menghilangkan debu serta menggunakan banyak air.
  • Untuk barang-barang dengan komponen listrik, matikan daya utama sebelum menyedot debu atau menggunakan udara bertekanan untuk meniup debu.
  • Periksalah filter untuk unit AC, lemari es, dan sejenisnya dalam kondisi baik atau perlu diganti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Ada 'Long Weekend', Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Ada "Long Weekend", Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Berita
4 Hari 'Long Weekend', Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

4 Hari "Long Weekend", Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com