Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Vulkanik Bisa Didaur Ulang Jadi Bahan Bangunan, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 06/12/2021, 16:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber We Forum

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika gunung berapi meletus, orang-orang yang tinggal di dekatnya menghadapi ancaman kerusakan harta benda, kehilangan tempat tinggal bahkan nyawa mereka.

Setelah bencana berakhir, salah satu sampah material yang tertinggal di lokasi meletusnya gunung berapi adalah abu vulkanik.

Namun untuk membuang material ini memakan waktu dan biaya. Karena itu, mendaur ulangnya bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

Baca juga: Cara Membersihkan Rumah dari Abu Vulkanik

Para peneliti dari kota Catania, Sisilia, Italia, telah menemukan cara untuk mendaur ulang abu yang dihasilkan selama letusan gunung berapi sebagai bahan bangunan.

Di sisi timur pulau Sisilia teradapt salah satu gunung berapi paling aktif di Eropa yakni Gunung Etna. Sejak meletus pada Februari 2021, Gunung Etna mengeluarkan banyak material api dan asap.

Selama ini, abu vulkanik dari Gunung Etna dibersihkan dan dikirim ke tempat pembuangan sampah.

Namun para ilmuwan berpikir, bila material ini bisa didaur ulang maka akan menjadi sumber bahan baku terbarukan.

Tim peneliti dari University of Catania sedang mengerjakan cara baru untuk mendaur ulang abu dari letusan Etna.

Beberapa sifat dari abu vulkanik ini membuatnya cocok dijadikan bahan konstruksi.Misalnya untuk dijadikan sebagai bahan campuran dalam pembuatan panel insulasi.

Pemanfaatan abu vulkanik bukanlah hal baru. Bangsa Romawi  bahkan telah mencampurnya dengan material konstruksi lainnya untuk membangun tembok.

Penggunaan abu vulkanik di konstruksi bangsa Romawi Kuno ini berhasil dideteksi oleh para peneliti.

Mereka menemukan zat aluminium tobermorit, yang merupakan senyawa hasil campuran abu vulkanis dengan air laut.

Kekuatan bangunan? Jangan ditanya. Hingga kini, Anda bisa melihat banyak bangunan dari zaman Romawi Kuno yang masih kokoh berdiri. 

Sektor bangunan dan konstruksi saat ini menyumbang 38 persen dari total emisi CO2 di seluruh dunia. Terutama permintaan pasir sebagai bahan pembuat beton terus meningkat.

Bila abu vulkanik berhasil diolah menjadi bahan konstruksi yang lebih kuat, ini bisa menjadi alternatif baru untuk menggantikan beton konvensional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com