JAKARTA, KOMPAS.com - Lalu Mauluddin senang bukan kepalang tatkala pemesanan kamar Sasak Lombok Bungallow, terus mengalir saat perhelatan World Superbike (WSBK) 2021.
Tak main-main, penjualan penginapan yang berlokasi di Desa Wisata Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini mengalami lonjakan lebih dari 200 persen yang terjadi pada masa pra, saat event, dan pasca WSBK.
Menurut Lalu, pada pra-event seluruh 8 kamar yang ada, dipesan oleh para pekerja yang terlibat dalam pembangunan Pertaminan Mandalika International Street Circuit.
Sementara pada saat perhelatan, pemesanan datang dari para pelancong dan penggemar balap motor yang berasal dari Jakarta, dan kota-kota lainnya.
Baca juga: SMF Gandeng Pemkab Sumedang, Fasilitasi Pembiayaan Homestay
Dan pasca WSBK, kamar-kamarnya dipesan oleh turis-turis domestik dan asing yang ingin surfing serta menikmati panorama alam Lombok.
Tingginya tingkat penjualan ini memicu Lalu menaikkan harga sewa kamar. Dari sekitar Rp 150.000-Rp 200.000 menjadi sekitar Rp 400.000-Rp 600.000 per kamar per malam.
"Itu untuk short term ya. Sementara untuk harga long term sekitar Rp 800.000 sampai Rp 1 juta per bulan," ungkap Lalu, Jumat (26/11/2021).
Dengan pencapaian ini, Lalu pun berencana untuk melakukan ekspansi kamar homestay. Dia optimistis, tambahan kamar ini bisa memenuhi permintaan akan fasilitas akomodasi yang masih terbatas di sekitar Lombok.
Terlebih pada Maret tahun 2022 mendatang akan ada gelaran MotoGP yang tentunya merupakan peluang besar bagi Lalu untuk mendulang lebih banyak pendapatan.
"Saya senang ada event kelas internasional di sini. Setelah kami terpuruk karena sama sekali tidak ada tamu, WSBK membangkitkan kembali sektor pariwisata. Dan itu berdampak besar bagi kami," tutur Lalu.
Lalu sendiri merupakan salah satu debitur penerima manfaat dari Program Pembiayaan Homestay PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.
Baca juga: Hingga September 2021, SMF Cetak Laba Rp 400 Miliar
Program ini digulirkan dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor pariwisata yang terpukul karena pandemi Covid-19.
Lalu mendapat pinjaman SMF senilai Rp 100 juta bertenor lima tahun yang disalurkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan bunga tetap 3 persen per tahun.
Hingga saat ini, Perseroan telah merealisasikan Program Pembiayaan Homestay di 11 desa di sejumlah Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di seluruh Indonesia.
Pembiayaan yang terserap untuk 91 unit homestay di 11 desa tersebut senilai Rp 11,2 miliar dari total Rp 20 miliar yang dianggarkan untuk program tersebut.