Selain itu, kata Cosmas, tentu saja harganya harus sesuai kantong, bisa dibayar dengan cicilan melalui KPR atau tunai keras.
Perhatikan juga desain dan perlengkapan rumah lainya seperti barang elektronik, tempat tidur dan lain-lain yang bersifat multifungsi sehingga lebih efisien.
"Rumah yang dibeli harus compact, minimalis, cukup memiliki dua kamar tidur. Satu kamar bisa digunakan sebagai ruang kerja, satu lainnya untuk tidur bila belum berkeluarga," imbus Cosmas.
Baca juga: Lahan Makin Langka, Milenial Harus Belajar Tinggal di Rusun
Cosmas menilai, membeli rumah berkonsep klaster lebih pas untuk kalangan usia milineal karena dilengkapi fasilitas umum seperti club house, taman bermain, ruang komunal, dan ruang terbuka hijau yang cocok untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Hal itu dianggap lebih baik ketimbang harus membangun rumah dari awal yang membutuhkan anggaran lebih besar. Di samping itu, mudah berinteraksi dengan tetangga.
"Rumah klaster juga terjamin keamanannya, tidak usah mencari satpam lagi karena sudah tersedia, sistem kebersihan untuk pengangkutan sampahnya juga sudah jelas," cetus Cosmas.
Saran dari Cosmas untuk milenial jika sudah menemukan rumah yang pas, tidak perlu membeli banyak barang ketika ingin mengisinya.
Setiap barang memerlukan waktu sendiri untuk dibersihkan. Belum lagi jika milenial aktif di organisasi di luar pekerjaan.
Namun, jika ingin merenovasi rumah, pilihlah bahan material yang bisa dipakai kapan saja misalnya semen ekspos, bare concerate, dan cat dinding berwarna netral yang cocok ke semua barang yang dimiliki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.