Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan PP Presisi Naik 20,5 Persen berkat Sirkuit Mandalika, Manikin, dan Pelabuhan Patimban

Kompas.com - 04/05/2021, 13:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PP Presisi Tbk mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 665,6 miliar pada kuartal I-2021.

Pendapatan usaha ini melonjak 20,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 552,1 miliar.

Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar mengatakan, segmen usaha konstruksi masih menjadi kontributor terbesar dalam perolehan pendapatan PP Presisi sebesar 84,3 persen atau senilai Rp 561,5 miliar.

"Ini mengalami peningkatan sebesar 30,9 persen secara tahunan dari Rp 428,7 miliar menjadi Rp 561,5 miliar," tutur Rully dikutip dari laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/5/2021).

Rully menjelaskan, peningkatan tersebut sebagian besar berasal dari penyelesaian dan progres proyek infrastruktur strategis nasional, seperti Sirkuit Mandalika, Bendungan Manikin, Pelabuhan Patimban, Jalan Tol Manado-Bitung, dan Bendungan Way Sekampung.

Kemudian, proyek rekonstruksi paved shoulder taxiway seperti Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Lalu, proyek pembangunan Tol Semarang-Demak, Tol Pekanbaru-Padang Seksi Padang Lubuk Alung-Sicincin zona 1 dan 2, serta pembangunan jalur Kereta Api Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan.

Baca juga: Per November, PP Raih Kontrak Baru Rp 17,42 Triliun

Selain konstruksi, PP Presisi mencatatkan pendapatan sebesar Rp 32,6 miliar dari segmen usaha jasa pertambangan.

Selain itu, perusahaan membukukan laba hasil joint-venture (usaha patungan) dari entitas anak usaha, yaitu PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA) sebagai lead consortium sebesar Rp 18,2 miliar pada kuartal-I 2021.

Kenaikan operasional tersebut diiringi oleh peningkatan kinerja keuangan yang ditandai oleh peningkatan laba bersih sebesar 23,8 persen atau dari Rp 25 miliar menjadi Rp 30,9 miliar.

Demikian halnya EBITDA mengalami peningkatan sebesar 14 persen dari Rp 209,2 miliar menjadi Rp 239,5 miliar.

Menurut Rully, posisi keuangan perusahaan juga mengalami penguatan yang ditandai dengan peningkatan total aset sebesar 1,8 persen dari Rp 6,89 triliun menjadi Rp 7,02 triliun per 31 Maret 2021.

Momentum perbaikan sektor konstruksi pasca-pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung serta peningkatan sektor jasa pertambangan akan dimanfaatkan pada kinerja perusahaan ke depan.

"Hal ini melalui strategi klasterisasi lini bisnis kami serta peningkatan peranan jasa pertambangan sebagai recurring income (pendapatan berulang)”, tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com