Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ignatius Untung S
Praktisi Neuromarketing dan Behavioral Science

Praktisi Neuromarketing dan Behavioral Science

Belajar Bangun "Brand" dari Mantan Terindah

Kompas.com - 28/04/2021, 11:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kita mendadak ingat almarhum orang tua ketika kita melihat sarung dengan corak yang mirip dengan yang biasa digunakan almarhum.

Kita mendadak melankolis ketika mendengar lagu yang biasa kita dengarkan dan nyanyikan bersama dengan sosok yang pernah singgah dengan begitu berkesannya di hidup kita.

Bahkan orang tua yang ditinggal mati pasangannya sebegitu sulitnya diajak pindah dari rumah yang pernah ia tempati dengan almarhum.

Momen bisa berlalu, tapi perasaan kita tetap tinggal melalui trigger-trigger tersebut.

Seperti kata Geisha, “Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia, kuingin kulupakannya”, memory terasa sebegitu nyata ketika penuh akan cerita yang sarat emosi.

Seketika kita pun tak kuasa menahan sakitnya hanya dengan mengingatnya dan memilih untuk menjadi amnesia.

Ingatan begitu sulit dibangun, namun ketika menempel dengan emotional saliency yang intens maka sulit untuk melupakannya. Kita pun tak kuasa untuk menolak ingatan tersebut.

Brand juga diingat melalui berbagai macam cerita. Cerita dari bagaimana kita dipuji calon mertua akibat brand restoran tempat kita membeli makanan, cerita tentang bagaimana berkesannya liburan di sebuah resort, cerita tentang bagaimana kita menjuarai kompetisi basket dengan menggunakan sebuah brand sepatu.

Tidak jarang cerita tersebut tidak direncanakan oleh brand owner-nya, seperti bagaimana kita ingat maskapai yang memberikan kita momen kehilangan bagasi.

Berbagai cerita tersebut akan menjadi pintu masuk untuk brand kita diingat oleh konsumen dengan atau tanpa campur tangan kita.

Seperti ucapan David Brier, “If you don’t give the market the story to talk about, they’ll define your brand’s story for you”.

Brand strategist yang baik akan selalu menciptakan cerita dan menciptakan experience yang akan menciptakan cerita tentang brand nya di benak konsumen secara positif.

Cerita yang positif, cerita yang berkesan dan menggugah emosi positif sehingga diingat sebagai sesuatu yang positif yang membuat konsumen berpikir dua kali untuk melewatkannya dan meninggalkannya.

Sama seperti bagaimana mereka mengingat bagaimana menyesalnya mereka meninggalkan sang mantan terindah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com