Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2021, 10:06 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh asosiasi profesi dipanggil ke istana negara bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan masukan terkait pembangunan ibu kota negara (IKN), Kamis (15/04/2021).

Ketujuh asosiasi tersebut yaitu Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP Indonesia), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia (IALI), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia (IALHI), Green Building Council Indonesia (GBCI) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan, Presiden mengundang para ahli dan asosiasi profesi untuk mau turut serta masuk dalam struktur badan otorita IKN.

"Jadi tadi Presiden telah mendengar dengan seksama seluruh masukan para ahli untuk dijadikan pertimbangan dan bahkan presiden mengundang para ahli ini untuk ikut serta duduk di badan otorita ibu kota," ujar Suharso usai mendampingi presiden bersama para asosiasi profesi seperti disampaikan dalam video youtube sekretariat presiden, Kamis (15/04/2021).

Baca juga: Kamis Ini, Asosiasi Profesi Menghadap Presiden Jokowi Beri Masukan Terkait Istana Negara

Apabila badan otorita itu sudah terbentuk, para ahli bisa memberikan rekomendasi tentang segala hal yang terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan IKN.

Pada prinsipnya Pemerintah terbuka terhadap semua masukan yang diberikan oleh berbagai kalangan mengenai konsep pembangunan IKN di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur.

Dia menambahkan, pemerintah akan terbuka dengan semua gagasan, semua usulan yang disampaikan secara baik, konstruktif untuk membangun IKN yang akan datang.

IKN yang akan dibangun adalah kota dunia untuk semua. Maka wajar kalau semua orang harus memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi sekecil apapun termasuk gagasan-gagasannya

Sementara itu, mewakili sejumlah asosiasi, Ketua Umum IAP Hendricus Andy Simarmata berterima kasih kepada pemerintah yang telah mengundang dan mau mendengar berbagai masukan dari parah ahli profesi mengenai pembangunan IKN.

"Kami adalah asosiasi profesi yang berpraktik dalam bidang jasa konstruksi. Tadi kami diterima dengan baik oleh presiden. Kami diberikan kesempatan satu per satu untuk menyampaikan masukan terhadap pembangunan ibu kota negara," kata Andy.

Andy berharap konsep pembangunan IKN ini dilakukan secara serius mulai dari gagasan dan konsep besar hingga pada praktek pembangunannya dilapangan.

Selain itu, harus ada ketersambungan antara rencana yang bersifat makro sampai ke level mikro atau ke level bangunan sehingga visi yang sudah disampaikan oleh Presiden betul-betul bisa diterjemahkan ke dalam proses konstruksi yang memenuhi standar-standar pembangunan.

Andy juga berharap agar pembangunan IKN ini dapat menjadi contoh bagi dunia internasional dengan mengedepankan aspek alam dan lingkungan.

Oleh karena itu, dia menyarankan, pembangunan IKN ini tidak dilakukan tergesa-gesa melainkan harus dipikirkan secara matang dan mengakomodasi semua masukan yang diberikan oleh berbagai macam pihak utamanya asosiasi profesi.

"Kami mendukung cepat prosesnya, jadi Indonesia maju harus cepat tetapi kita tidak boleh terburu-huru sehingga kita bisa betul betul menghadirkan ibu kota yang kita cintai," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com