Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Istana Negara, Singgasana Orang Nomor Satu Indonesia, Dulu Kediaman Warga Negara Belanda

Kompas.com - 19/03/2021, 19:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Tahun 1869, Gubernur Jenderal Pieter Mijer mengajukan permohonan untuk membangun sebuah "hotel“ baru di belakang “Hotel Gubernur Jenderal“ atau disebut juga Istana Rijswik (Istana Negara).

Seorang Arsitek Jacobus Bartholomeus Drossaers dipercaya merancang gedung baru yang kelak bernama Istana Merdeka.

Gagasan itu baru terwujud sepuluh tahun kemudian. Sementara itu, bangunan lama yang menghadap ke Rijswijk akhirnya diperluas.

Banyak peristiwa penting yang terjadi di Istana Negara tatkala Jenderal de Kock menguraikan rencana untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol kepada Gubernur Jenderal Baron van der Capellen.

Baca juga: Yuk, Intip Istana Mewah Para Nomine Oscar 2016 (II)

Demikian halnya saat Gubernur Jenderal Johannes van de Bosch menetapkan sistem tanam paksa atau cultuurstelsel.

Tujuh bulan pasca kemerdekaan atau tepatnya 25 Maret 1947, Istana Negara menjadi saksi bisu terjadinya penandatanganan Persetujuan Linggajati.

Pada waktu itu, Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan Belanda diwakili oleh Dr van Mook.

Setahun kemudian atau tepatnya 13 Maret 1948, Istana Negara kembali menjadi tuan rumah untuk pertemuan empat mata antara Wakil Presiden RI ke-2 Mohammad Hatta dan Letnan Gubernur Jendral Dr Hubertus J van Mook.

Hingga akhirnya, Tahun 1957 silam, Istana Negara yang dulunya bernama Hotel Gubernur Jenderal atau Istana Rijswik resmi menjadi kantor Pemerintah Indonesia yang pertama kali ditempati oleh Presiden ke-1 RI Soekarno.

Arsitektur

Langgam arsitektur Palladio tampak jelas dari eksterior istana yang menampilkan saka-saka bercorak Yunani.

Bagian depan Istana Negara menonjolkan 14 saka dengan laras sama.

Istana Negara memiliki serambi yang jumlahnya sedikit lebih sempit dibandingkan dengan Istana Merdeka.

Serambi Istana Negara dapat dicapai dari dua anak tangga di sisi kanan dan kiri serta bagian depannya ditutup dengan pagar balustrade.

Pada dasarnya, Istana Negara terdiri dari dua balairung besar yaitu ruang upacara dan jamuan.

Sesuai namanya, ruang upacara merupakan tempat penyelenggaraan upacara-upacara resmi kenegaraan.

Baca juga: Istana Buckingham Bakal Dipugar dengan Biaya Rp 6 Triliun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com