Namun sangat disayangkan, kecerdasan tersebut digunakan untuk kejahatan di bidang pertanahan.
"Ini mengerikan sekaligus juga tidak berperikemanusiaan ketika tiba-tiba tanahnya diserobot propertinya hilang karena dipalsukan surat-suratnya sertifikatnya," kata AHY dalam kunjungannya ke Ciawi, Bogor, Senin (22/4/2024).
Dirinya juga berjanji akan berpihak kepada para korban tanpa pandang bulu, mulai dari masyarakat kecil hingga pejabat.
"Kementerian ATR/BPN akan berpihak kepada rakyat kepada siapapun tidak melihat apakah dia orang besar atau masyarakat kecil, semua punya hak dan punya harapan untuk mendapatkan keadilan," lanjutnya.
Selain masalah mafia tanah, dalam 6 bulan ke depan AHY juga memiliki target untuk menuntaskan masalah tumpang tindih tanah.
"Belum lagi kita bicara masalah seringkali ada yang masuk ke kawasan hutan dan ini yang perlu juga kita tangani atau mediasi karena dalam konteks sengketa biasanya tidak hanya Kementerian ATR/BPN yang terlibat," tuturnya.
Tak ketinggalan, AHY turut mengejar transisi sertifikasi tanah secara manual menjadi elektronik, hingga target 120 juta bidang tanah terdaftar lewat PTSL pada tahun 2024.
"Dengan harapan digitalisasi tadi lebih menertibkan sehingga memperkecil ruang kejahatan," tuntas AHY.
https://www.kompas.com/properti/read/2024/04/23/083000721/menurut-ahy-mafia-tanah-itu-cerdas-tapi-jahat