Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tengah Inflasi, SBI Cetak Kenaikan Laba Bersih 6,67 Persen

Hal ini berkat sinergi dengan induk usahanya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dengan mencatatkan peningkatan volume penjualan segmen semen dan terak sebesar 3,66 persen menjadi 13,86 juta ton dibandingkan tahun 2022.

Untuk menyiasati tantangan pada kondisi pasar yang kompetitif dan tekanan biaya karena kenaikan harga bahan baku dan energi, berbagai program inovasi, efisiensi serta sinergi bersama SIG dilakukan oleh SBI.

Hasilnya adalah kinerja positif yang dapat terus dipertahankan dengan peningkatan Laba Bersih sebesar 6,67 persen menjadi Rp 895 miliar jika dibandingkan tahun 2022.

Direktur Utama SBI Lilik Unggul Raharjo mengatakan, peningkatan permintaan semen domestik sebesar 3,5 persen pada tahun 2023 menunjukkan adanya peluang pertumbuhan bagi industri semen tahun 2024 ini.

"Untuk memanfaatkan peluang tersebut, SBI akan terus fokus memperkuat sinergi dengan SIG dan Taiheiyo Cement Corporation (TCC) sebagai mitra strategis kami, serta mendorong lebih banyak inovasi untuk efisiensi dan agility," ujar Lilik.

Lilik menambahkan, kinerja positif ini juga mendapat kontribusi dari penurunan beban biaya penjualan sebesar 52,55 persen dari sinergi dengan SIG untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi pemasaran dan penjualan.

Strategi berkelanjutan ini mendukung SBI dalam percepatan inisiatif dekarbonisasi menuju green industry.

Langkah strategis yang dilakukan SBI untuk dekarbonisasi semakin gencar dengan peningkatan konsumsi bahan bakar alternatif, instalasi panel surya dan hydrogen injection, serta implementasi advance process control (APC) untuk optimasi dan efisiensi sumber daya pada operasional di pabrik semen.

Proyeksi Bisnis Tahun 2024

Meski pertumbuhan ekonomi global masih dalam tren melambat karena ketidakpastian dari situasi geopolitik dan volatilitas harga komoditas, namun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 tetap kuat di kisaran 5 persen.

Kondisi ini diharapkan dapat turut mendorong peningkatan pertumbuhan industri termasuk bahan bangunan dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 2-3 persen.

Lilik berpendapat, tantangan menjadi hal yang tak terhindarkan, maka SBI memilih menciptakan peluang.

Indonesia masih memiliki 12,7 juta unit backlog rumah yang belum terpenuhi. Kebijakan atau stimulan dari pemerintah, dapat mempermudah masyarakat untuk memiliki rumah dan membantu penyerapan kapasitas produksi bahan bangunan yang lebih baik.

"Namun tak cukup sampai di situ, kita juga membutuhkan dukungan pemerintah agar pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan," imbuhnya.

Selain solusi-solusi berkelanjutan, SBI juga berupaya menciptakan peluang melalui proyek pengembangan dermaga dan sarana produksi semen di Tuban yang merupakan salah satu realisasi kerja sama strategis antara SBI dengan TCC.

Selain itu untuk mengoptimalkan kinerja operasional pabrik Tuban, TCC telah mendapatkan pasar baru sebesar 1 juta ton terak yang berasal dari jaringannya secara global.

Proyek pengembangan dermaga yang direncanakan untuk mampu memenuhi dan menarik permintaan pasar ekspor hingga satu juta ton semen per tahun ini, akan melengkapi kemampuan Perseroan untuk memperluas jangkauan pasar ekspor dalam sinergi bersama SIG dan TCC.

https://www.kompas.com/properti/read/2024/03/10/103628721/di-tengah-inflasi-sbi-cetak-kenaikan-laba-bersih-667-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke