Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Banyak Pasar Tradisional Identik dengan Kesan Jorok dan Kotor?

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar seharusnya menjadi tempat yang bersih dan nyaman karena menjual beragam bahan pangan bagi masyarakat.

Namun pada kenyataannya, sejumlah pasar tradisional di berbagai wilayag justru kotor, jorok dan penuh dengan tumpukan sampah.

Tak hanya tidak enak dilihat mata, bau busuk yang dikeluarkan sampah pun menyengat hidung. Belum lagi gerombolan lalat yang terlihat wara-wiri di tumpukan sampah. 

Tampilan pasar yang kotor ini salah satunya bisa ditemukan di Pasar Sehat Cileunyi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Meskipun dilabeli pasar sehat, keberadaan tumpukan sampah di belakang pasar semakin banyak tiap harinya.

Bukan hanya sampah organik yang ada di pasar tersebut. Berbagai jenis barang mulai dari barang bekas, plastik hingga kasur semuanya bercampur menjadi satu.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan tampilan pasar yang ada di kawasan perumahan. Meskipun masuk kategori pasar tradisional, namun ditata dengan konsep yang lebih modern dan bersih.

Seluruh lantai di pasar modern biasanya sudah ditutupi oleh ubin. Pengaturan lapak pedagang pun lebih teratur. Sepanjang mata memandang, para pengunjung tak akan menemukan tumpukan sampah yang beserakan di lantai. 

Contohnya, Pasar Modern BSD City yang sudah beroperasi sejak 1 Juli 2004 silam. Pasar yang dikembangkan oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) ini terletak di Tangerang Selatan (Tangsel), Benten.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan pun telah menetapkan pasar tersebut sebagai model arsitektur pasar rakyat modern dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaannya yang menjadi rujukan bagi seluruh pasar rakyat di Indonesia.

Pasar yang berdiri di atas lahan seluas 2,6 hektar dengan luas bangunan 1,4 hektar tersebut memiliki 320 unit kios, 302 unit lapak, dan 100 unit ruko.

Pasar Modern BSD City memiliki area lapak yang tertata dan bersih menyajikan daging, ikan, sayur, dan buah yang segar, serta food plaza dengan area dining di dalam dan luar gedung.

Di Bandung sendiri, salah satu pasar modern yang bisa dikunjungi adalah Pasar Modern Sinpasa.

Dibuka resmi pada 18 Desember 2022 lalu, lokasinya ada di sebelah utara Summarecon Mall Bandung. Pasar ini dirancang seluas 5.400 meter persegi dan terdapat 117 peritel yang dikelola oleh manajemen Summarecon Mall Bandung.

Pengunjung bisa menemukan berbagai kebutuhan sehari-hari di Pasar Sinpasa, mulai dari bahan makanan, aneka kuliner dan jajanan pasar, produk olahan, sembako, perlengkapan plastik, perabot rumah tangga, toko obat dan kosmetik, hingga pakaian.

"Pasar modern sebenarnya sudah dimulai lebih dari 20 tahun yang lalu dengan marak-nya saat itu perumahan-perumahan berskala besar, termasuk di BSD City," ujarnya kepada Kompas.com pada Kamis (04/05/2023).

Pertumbuhan masyarakat menengah membuat standar hidupnya meningkat, termasuk saat berbelanja. Inilah yang mendorong berkembangnya pasar-pasar modern.

"Jadi perbaikan dan modernisasi pasar sudah menjadi keniscayaan dengan tuntutan konsumen yang membutuhkan fasilitas bersih dan tertata rapi," jelasnya.

Bambang mengatakan, untuk maintenance pasar modern di kawasan perumahan lebih ke kapasitas pengelola, ujungnya yakni property management.

"Pengaturan jadwal pemeliharaan dan ditangani staf yang kompeten dan berdisiplin, serta pengaturan keuangan dari Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) secara proper," terangnya.

Pengelolaan menjadi penting demi keberlanjutan konsep modern yang bersih dan rapi. Sehingga masyarakat bisa nyaman saat berbelanja.

"Kalau pasar tersebut terkelola dengan baik, pedagang bisa berjualan dengan baik, pembayaran IPL dan Dana Cadangan (DC) pasti lancar. Sehingga pasar akan terkelola secara berkesinambungan," pungkasnya.

Untuk diketahui, komponen pendukung property management ada dua, yakni IPL untuk biaya rutin/operasional sehari-hari, serta DC untuk perbaikan yang major seperti renovasi, peremajaan bangunan, dan sebagainya.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/05/05/080000021/kenapa-banyak-pasar-tradisional-identik-dengan-kesan-jorok-dan-kotor-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke