Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Krisis Perumahan di China, Warganya Terlalu Obsesif

Kompas.com - 21/05/2024, 17:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga rumah di China terus menunjukkan tren penurunan sepanjang kuartal I tahun 2024. Posisi tersebut tak lain imbas dari adanya krisis properti yang sedang melanda negara tersebut.

Seperti dikutip dari laman Bloomberg, harga rumah baru pada puluhan kota di China, turun hingga 2,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Maret 2024. Jumlah tersebut tidak termasuk perumahan yang disubsidi pemerintah.

Banyak faktor yang menjadi penyebab kacau balaunya sektor perumahan di China dalam beberapa tahun terakhir.

Mengutip dari kanal YouTube Poly Matter, setidaknya ada dua faktor yang turut berpengaruh. Pertama, perencanaan pemerintah dan obsesi masyarakat terhadap kepemilikan real estate.

Pada awal tahun 2000-an, pemerintah China hendak menciptakan kota futuristik baru di kawasan Inner Mongolia, China Selatan.

Baca juga: Forest City Malaysia, Dibangun Pengembang China yang Kini Jadi Kota Hantu

Kota yang bernama New Ordos City tersebut direncanakan akan menjadi kota futuristik nan megah, yang berisi berbagai bangunan arsitektur canggih dan menjadi pusat budaya baru.

Investasinya sangat besar, bernilai miliaran dolar. Sayangnya, investasi sebesar itu mengakibatkan harga properti menjadi sangat tinggi, sehingga masyarakat enggan pindah.

Saat ini, Ordos City memang tidak sepenuhnya kosong. Menurut otoritas lokal, ada 150.000 penduduk yang tinggal. Namun jumlah tersebut jauh dari target penduduk yang diharapkan yakni diatas 1 juta orang.

Pemerintah China tentu berharap Ordos bisa menarik minat banyak orang termasuk orang asing untuk datang dan tinggal.

Tapi ternyata apa yang mereka harapkan tidak terjadi. Orang-orang lebih senang menempati kota-kota besar lainnya yang sudah mapan dan bertumbuh.

Kebijakan investasi yang keliru membuat para pengembang bahkan pemerintah rugi besar. Ini membuat sentimen buruk pada perkembangan sektor properti di daerah pinggiran. 


Akar masalah berikutnya yang menjadi penyebab krisis perumahan di China saat ini adalah perilaku obsesif masyarakat terhadap kepemilikan properti.

Saat ini, banyak rumah kosong di China belum berpenghuni. Namun yang menarik, sebagian besar diantaranya sudah mempunyai pemilik.

Tidak hanya di pelosok-pelosok terpencil tetapi juga kota-kota besar seperti di Beijing, Shanghai, dan Shenzhen.

Lebih dari seperlima rumah di perkotaan, kurang lebih 65 juta unit rumah, tercatat masih belum juga dihuni oleh pemiliknya. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com