Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil 5 Bendungan Paling Vital Jaga Ketahanan Pangan Indonesia

Kelimanya adalah Bendungan Beringin Sila di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Bendungan Rotiklot di Nusa Tenggara Timur (NTT), Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Berikutnya, Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan (Sulsel), serta Bendungan Gondang di Jawa Tengah (Jateng).

"(Bendungan) Beringin Sila yang kemarin diresmikan, itu di bawahnya ada ribuan hektar, saya juga udah lewatin sawahnya. Sekarang, dengan adanya Beringin Sila dia jadi air, itu jadi tanam 2 kali," beber Basuki usai acara Kick-Off Meeting World Water Forum (WWF) ke-10 di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Bendungan Beringin Sila

Bendungan yang terletak di Desa Motong Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB, ini telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 29 Desember 2022 lalu.

Dibangun dengan anggaran Rp 1,7 triliun, Bendungan Beringin Sila memiliki luas genangan 126 hektare dan akan mengairi sawah kurang lebih 3500 hektare.

Pembangunan Bendungan Beringin Sila bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan irigasi dan air baku khususnya di wilayah Kecamatan Utan, dan Kecamatan Buer.

Selain difungsikan untuk irigasi, bendungan ini juga menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik untuk Kabupaten Sumbawa.

Tak hanya itu, bermanfaat pula untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 85 m3/detik atau sekitar 32,7%, serta potensi sebagai tempat pariwisata.

Bendungan Beringin Sila telah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) berkapasitas 40 liter/detik dengan reservoir 600 m3.

Selain itu juga tersedia Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 35 KW yang digunakan untuk operasi bendungan sebagai alternatif PLN.

Bendungan ini juga yang pertama menggunakan teknologi buka tutup pintu air jarak jauh dengan jaringan internet.

Bendungan Rotiklot

Bendungan Rotiklot Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3 telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Mei 2019 lalu.

Dibangun Rp 496 miliar, Bendungan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat dan kegiatan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik, suplai irigasi seluas 149 hektar, dan pariwisata.

Selain itu, infrastruktur tersebut kini telah dikembangkan untuk irigasi perpipaan menggunakan sprinkler dengan luas lahan pengembangan food estate di Atambua seluas 55 hektare.

Sprinkler ini didukung dengan reservoir dan rumah pompa yang mengambil air dari Bendungan Rotiklot. Masing-masing sprinkler mampu mengeluarkan tekanan air sebesar 4 bar dengan jangkauan sekitar 33 meter.

Bendungan Tapin

Pembangunan Bendungan Tapin telah dimulai akhir 2015 dan selesai akhir 2020 lalu dengan biaya sebesar Rp 986,5 miliar. Diresmikan Jokowi pada 18 Februari 2021 lalu.

Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 56,7 juta m3 yang perannya sangat penting dalam pengendalian banjir di Provinsi Kalsel dengan mampu mereduksi banjir sebesar 107 m3/detik.

Bendungan Tapin memiliki luas genangan 425 hektare dapat memperkuat ketahanan pangan melalui penyediaan irigasi seluas 5.472 hektare.

Keberadaan bendungan ini juga diharapkan dapat menyediakan air baku untuk wilayah Rantau sebagai Ibu Kota Kabupaten Tapin dan sekitarnya sebesar 500 liter/detik, konservasi air, dan PLTA sebesar 3,30 MW.

Bendungan Paselloreng

Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) telah diresmikan Jokowi pada 9 September 2021 lalu.

Bendungan dibangun dengan nilai konstruksi Rp 771,6 miliar itu memiliki kapasitas tampung 138 juta m3 atau dua kali lebih besar dari Bendungan Way Sekampung dengan kapasitas 68 juta m3.

Manfaat Bendungan Paselloreng utamanya untuk keperluan irigasi, sebagai suplesi air Bendung Gilireng seluas 8.500 hektare.

Dengan luas genangan sebesar 1.258 hektare, bendungan itu juga berpotensi menjadi sumber air baku untuk 6 kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 145 liter/detik.

Manfaat lain bendungan multifungsi ini adalah sebagai infrastruktur pengendali banjir dengan debit sebesar 489 m3/detik, konservasi air, perikanan air tawar, dan potensi destinasi pariwisata karena memiliki lanskap yang indah.

Bendungan Gondang

Pembangunan bendungan terletak di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, ini telah diinisiasi sejak tahun 2014 dengan anggaran Rp 741 miliar dan telah diresmikan Jokowi pada 2 Mei 2019 lalu.

Dengan kapasitas tampung sebesar 9,15 juta m3, Bendungan Gondang memiliki luas genangan 43,86 hektare di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen.

Infrastruktur SDA ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengairi area pertanian seluas 4.066 hektare di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen secara kontinu guna meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 200 menjadi 270 per tahun.

Selain irigasi, manfaat lainnya adalah menjadi sumber air baku bagi Kabupaten Karanganyar dan Sragen masing-masing sebesar 100 liter/detik

Kemudian, mereduksi debit banjir sebesar 6,74% dari 639,22 m3/detik menjadi 596,12 m3/detik, menghasilkan listrik sebesar 0,327 MW, konservasi air, destinasi wisata, dan sebagai kawasan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/02/19/070000421/profil-5-bendungan-paling-vital-jaga-ketahanan-pangan-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke