Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2022, 14:46 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber The Spruce

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika selesai memakan pisang, kulit pisang biasanya akan berakhir di tempat sampah. Padahal, kulit pisang bisa bermanfaat untuk beragam hal yang lainnya.

Beberapa ide tentang pemanfaatan kembali kulit pisang telah mengemuka dan salah satunya adalah membuat air kulit pisang untuk pupuk tanaman.

Akan tetapi, dilansir dari The Spruce, Kamis (24/3/2022), air kulit pisang mirip dengan teh kompos tetapi hanya berasal dari satu sumber, yaitu kulit pisang yang dipotong-potong.

Baca juga: Kaya Manfaat, Ini Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Kulit Nanas

Ilustrasi menyemprotkan pupuk cair pada tanaman bunga. SHUTTERSTOCK/SAVANEVICH VIKTAR Ilustrasi menyemprotkan pupuk cair pada tanaman bunga.

Kulit pisang direndam dalam air selama satu jam hingga beberapa hari. Waktu perendaman bervariasi menurut sumber resep yang berbeda.

Beberapa instruksi bahkan menyarankan untuk menyimpan wadah berisi air pisang di kulkas dan menambahkan lebih banyak kulit pisang selama beberapa minggu.

Setelah waktu yang disarankan, cairan tersebut kemudian disaring dan ditambahkan ke tanaman sebagai pupuk. Menggunakan air pisang dikatakan baik untuk tanaman rumah maupun tanaman luar ruangan.

Beberapa instruksi termasuk aerasi untuk mencegah kulit dari fermentasi. 

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Kandang dari Kotoran Sapi

Apakah air kulit pisang bisa menyuburkan tanaman

Pisang disebut-sebut kaya akan potasium meski kandungan potasiumnya tidak terlalu tinggi. Buah dan sayuran lain seperti kiwi dan alpukat lebih kaya potasium.

Salah satu dari tiga makronutrien penting untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman, kalium (K) juga disebut sebagai nutrisi yang menjamin kualitas tanaman.

Kalium pada tanaman meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan atau kelebihan air, fluktuasi suhu yang ekstrim, hama, penyakit, dan nematoda. 

Ilustrasi kulit pisang untuk pupuk tanaman. SHUTTERSTOCK/THAMKC Ilustrasi kulit pisang untuk pupuk tanaman.

Masalah utama dengan air kulit pisang adalah bahwa merendam kulit pisang tidak mengekstrak kalium untuk membuatnya tersedia bagi tanaman.

Baca juga: Jangan Dibuang, Nasi Sisa Bisa Dijadikan Pupuk Tanaman

Tanaman hanya dapat menyerap nutrisi yang telah dipecah oleh mikroba dan jamur. Seperti kebanyakan bahan baku, kulit pisang harus dikomposkan karena proses dekomposisi merupakan langkah penting untuk melepaskan nutrisi yang bermanfaat.

Air, dengan sendirinya, tidak cukup untuk melepaskan kalium.

Namun, menambahkan air kulit pisang ke tanaman Anda sebenarnya bisa menjadi bumerang.

Sebagian besar tanaman membutuhkan pupuk berimbang yang memasok unsur hara makro, nitrogen, fosfor, dan kalium. Jika Anda menyuburkan tanaman Anda hanya dengan air pisang, mereka mungkin mendapatkan sedikit potasium, tetapi tidak ada nutrisi lainnya.

Baca juga: Pupuk Racikan agar Tanaman Cabai Rawit di Polybag Berbuah Lebat

Air kulit pisang juga dapat menarik serangga seperti agas dan lalat cuka (lalat buah).

Juga perlu diingat bahwa pertanian pisang konvensional intensif pestisida. Salah satu insektisida yang banyak digunakan dalam produksi adalah klorpirifos neurotoksikan.

Kulitnya mencegahnya masuk ke bagian pisang yang bisa dimakan, itulah sebabnya pisang tidak terdaftar oleh kelompok pengawasan konsumen sebagai makanan yang terkontaminasi pestisida.

Menggunakan air kulit pisang yang terbuat dari kulit yang telah menyerap pestisida berarti Anda dapat memasukkan kontaminan tersebut ke dalam tanaman, menyebabkan hasil yang tidak diinginkan, terutama bila digunakan dengan tanaman dan herbal yang dapat dimakan.

Ilustrasi kulit pisang. PIXABAY/ALEXAS_FOTOS Ilustrasi kulit pisang.

Membuat kompos kulit pisang yang aman

Meletakkan kulit pisang langsung ke tanah seperti pada pengomposan parit akan memberikan hasil yang sama seperti menggunakan air kulit pisang.

Sampai kulitnya benar-benar rusak, nutrisi apa pun yang tersedia tidak akan diambil oleh tanah atau oleh tanaman apa pun yang tumbuh di dalamnya. Ini berarti menunggu untuk menanam sampai bahan mentah benar-benar hancur.

Kecuali Anda menguburnya dalam-dalam, Anda juga berisiko menarik hama dan tikus. 

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Kalium Organik dari Sabut Kelapa

Tambahkan kulit pisang Anda ke tempat sampah atau tumpukan kompos atau pertimbangkan alternatif untuk pengomposan dalam ruangan.

Sebagian besar pestisida juga akan rusak dan tidak berbahaya melalui pengomposan. Perlu diingat bahwa pengomposan kulit yang ditanam secara organik adalah cara yang paling aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com