Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2022, 14:46 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber The Spruce

Ilustrasi kulit pisang untuk pupuk tanaman. SHUTTERSTOCK/THAMKC Ilustrasi kulit pisang untuk pupuk tanaman.

Masalah utama dengan air kulit pisang adalah bahwa merendam kulit pisang tidak mengekstrak kalium untuk membuatnya tersedia bagi tanaman.

Baca juga: Jangan Dibuang, Nasi Sisa Bisa Dijadikan Pupuk Tanaman

Tanaman hanya dapat menyerap nutrisi yang telah dipecah oleh mikroba dan jamur. Seperti kebanyakan bahan baku, kulit pisang harus dikomposkan karena proses dekomposisi merupakan langkah penting untuk melepaskan nutrisi yang bermanfaat.

Air, dengan sendirinya, tidak cukup untuk melepaskan kalium.

Namun, menambahkan air kulit pisang ke tanaman Anda sebenarnya bisa menjadi bumerang.

Sebagian besar tanaman membutuhkan pupuk berimbang yang memasok unsur hara makro, nitrogen, fosfor, dan kalium. Jika Anda menyuburkan tanaman Anda hanya dengan air pisang, mereka mungkin mendapatkan sedikit potasium, tetapi tidak ada nutrisi lainnya.

Baca juga: Pupuk Racikan agar Tanaman Cabai Rawit di Polybag Berbuah Lebat

Air kulit pisang juga dapat menarik serangga seperti agas dan lalat cuka (lalat buah).

Juga perlu diingat bahwa pertanian pisang konvensional intensif pestisida. Salah satu insektisida yang banyak digunakan dalam produksi adalah klorpirifos neurotoksikan.

Kulitnya mencegahnya masuk ke bagian pisang yang bisa dimakan, itulah sebabnya pisang tidak terdaftar oleh kelompok pengawasan konsumen sebagai makanan yang terkontaminasi pestisida.

Menggunakan air kulit pisang yang terbuat dari kulit yang telah menyerap pestisida berarti Anda dapat memasukkan kontaminan tersebut ke dalam tanaman, menyebabkan hasil yang tidak diinginkan, terutama bila digunakan dengan tanaman dan herbal yang dapat dimakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com