JAKARTA, KOMPAS.com - Budidaya jamur tiram adalah salah satu jenis budidaya di bidang agribisnis yang banyak dilirik. Hal ini seiring dengan popularitas jamur tiram yang digemari masyarakat.
Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (7/3/2022), jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang memiliki kandungan banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Jamur ini pun merupakan sumber makanan sehat yang organik dan tanpa mengandung pestisida.
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) relatif dapat dibudidayakan di semua lokasi, baik dataran tinggi atau dataran rendah.
Baca juga: Simak, Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula
Umumnya dalam budidaya jamur tiram dilakukan dengan media baglog dengan bahan utama serbuk kayu.
Namun, seiring dengan semakin meningkatnya permintaan produksi, ada media tanam alternatif lain yang relatif lebih mudah ditemukan dan dengan harga murah.
Salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai alternatif pengganti serbuk kayu adalah serbuk gergaji, yang memiliki struktur dan kandungan yang tidak jauh berbeda dengan serbuk kayu.
Jika Anda tertarik untuk mulai menekuni budidaya jamur tiram, berikut cara budidaya jamur tiram dengan serbuk gergaji yang sederhana dan mudah.
Baca juga: Tertarik Budidaya Cabai dalam Polybag? Berikut Ini Caranya
Umumnya media tanam dalam budidaya jamur dikenal dengan istilah baglog. Tahapan pembuatan media menggunakan serbuk kayu juga secara teknis tidak jauh berbeda, hanya serbuk kayu yang biasa dipakai digantikan dengan serbuk gergaji.
Secara lengkap tahapannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, siapkan bahan media tanam dengan komposisi serbuk gergaji (70-80 persen), bekatul (10-15 persen), kapur (1-2 persen) dan biji-bijian (2-5 persen).
Sebelum dicampur sebaiknya serbuk gergaji dikomposkan terlebih dahulu agar tekstur menjadi lebih lunak dan lembut.
Perlu diingat pula, serbuk gergaji yang digunakan harus berasal dari kayu yang tidak menghasilkan getah. Sebab, kayu bergetah dapat menghambat dan mematikan pertumbuhan miselium.
Baca juga: Simak, Panduan Budidaya Anggrek dari Botolan
Lama waktu pengomposan berkisar 7 sampai 14 hari. Biasanya kompos serbuk gergaji yang sudah jadi akan menunjukkan perubahan warna dan bau.
Setelah itu, campurkan bahan-bahan yang telah disebutkan di atas. Aduk hingga rata dan tambahkan air hingga kadar air mencapai 70 sampai 80 persen.
Selanjutnya, masukkan media tanam ke dalam plastik PP kapasitas 1 kg tahan panas. Isikan media ke dalam wadah dan padatkan dengan menggunakan alat pengepres atau secara manual.
Setelah semua media terisi, maka selanjutnya dilakukan sterilisasi dengan cara mengukus baglog pada suhu 100-120 derajat celcius selama 7-8 jam. Setelah stetilisasi selesai, maka baglog dapat dimasukkan ke dalam ruang tanam khusus.
Baca juga: Tertarik Budidaya Cabai Merah? Simak Caranya Berikut Ini
Pembuatan kumbung dapat dilakukan dengan sederhana, yakni menggunakan bangunan yang sudah tidak terpakai atau dapat membuat bangunan baru dengan menggunakan material yang sederhana.
Tidak ada kritetia khusus untuk bangunan kumbung jamur. Namun, idealnya kumbung jamur harus dibuat dengan kriteria berikut ini
Baca juga: Ingin Budidaya Mentimun? Simak, Berikut Caranya
Tahapan budidaya jamur tiram dengan serbuk gergaji diawali dengan penanaman atau inokulasi bibit. Sebagimana pada penanaman bibit jamur lainnya, penanaman harus dilakukan di ruangan khusus dengan prosedur yang ketat.
Tahapan inikulasi yang steril akan menghasilkan baglog yang baik bagi pertumbuhan miselium.
Sebaliknya, proses inokulasi yang beelangsung dengan tidak steril akan dapat menyebabkan kontaminasi yang pada akhirnya akan menyebabkan miselium jamur mati dan risiko kegagalan budidaya juga akan meningkat.
Oleh sebab itu, teknik inokulasi hatus dilakukan dengan cara dan kondisi yang steril. Pun keberhasilan budidaya juga ditentukan oleh kualitas bibit yang digunakan.
Baca juga: Cara Budidaya Tanaman Porang dari Bibit hingga Panen
Biasanya jenis bibit yang digunakan adalah bibit keturunan F2. Oleh sebab itu, pilih bibit yang berkualitas dan unggul serta memiliki produktivitas yang tinggi.
Dengan demikian, nantinya hasil panen yang akan diberikan oleh jamur tiram juga akan tinggi produksinya.
Adapun kriteria bibit yang baik dapat dilihat dari hal-hal berikut ini.
Perhatikan penyimpanan bibit sebelum digunakan untuk mempertahankan kualitas. Letakkan bibit di dalam lemari pendingin dengan suhu 16-18 derajat celcius.
Selain menentukan keberhasilan budidaya, perawatan dan pemeliharaan intensif akan dapat menentukan kualitas hasil panen. Harus diperhatikan pula ketepatan perawatan dan pemeliharaan agar mendongkrak hasil panen.
Adapun hal wajib dilakukan pembudidaya demi menjaga kualitas dan kuantitas hasil budidaya jamur tiram antara lain sebagai berikut.
Baca juga: Aquaponik, Budidaya Ikan dan Tanaman Hidroponik di Lahan Terbatas
Penyiraman dilakukan minimal dua kali dalam sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan menggunakan selang yang pada bagian ujungnya di beri nozzle.
Penyiraman dilakukan dengan menyiramkan pada bagian lantai dan atap. Penyiraman harus rutin dilakukan untuk menjaga suhu dan kelembapan di dalam kumbung.
Ketika cuaca panas, maka sebaiknya penyiraman intentitasnya dapat dilakukan dengan cara ditambah frekuensinya.
Pengendalian HPT dilakukan secara manual, yakni dengan cara membunuh hama yang muncul pada baglog. Sebab dalam budidaya jamur tidak diperkenankan menggunakan pestisida.
Baca juga: Simak, Cara Budidaya Ikan Cupang
Oleh sebab itu, pengendalian secara preventif merupakan metode yang paling tepat.
Apabila permukaan baglog yang digunakan telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam satu hingga dua minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7 hingga 0,8 kg.
Setelah itu baglog dapat dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos. Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah terlihat meruncing, namun tudungnya belum pecah, dan warnanya masih putih bersih.
Bila masa panen lewat setengah hari saja, maka warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah. Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama.
Baca juga: Cara Menanam Rosemary dari Biji dengan Media Pot
Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar dua sampai tiga minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.