Bercak-bercak awalnya tampak dekat dengan tulang daun kemudian menjalar ke tulang daun hingga seluruh permukaan daun menguning.
Serangan berat daun menjadi berwarna coklat, mengeriting, menggulung sampai akhirnya menjadi kering. Pada akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan tidak dapat menghasilkan bunga.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Besar saat Musim Hujan
Adapun cara pencegahannya adalah memastikan bibit tanaman cabai yang akan ditanam berasal dari varietas yang tahan terhadap hama thrips.
Menjaga kebersihan lingkungan tanaman dengan melakukan penyiangan gulma.
Usahakan menyiram tanaman dengan menggunakan springkler, agar daun-daun tanaman ikut tercuci. Jauhkan tanaman cabai dari tanaman-tanaman yang menjadi inang bagi hama thrips seperti terong-terongan, semangka dan lain-lain.
Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan memotong daun yang terserang hama atau mencabut tanaman jika belum terjadi serangan yang banyak. Namun, jika sudah terjadi serangan pada seluruh tanaman, maka harus dilakukan pencabutan dan pembakaran untuk mencegah serangan hama pada periode tanam mendatang.
Baca juga: Ketahui, Manfaat Merendam Benih Cabai dengan Larutan Garam
Pengendalian secara teknis dengan memberikan jeda pada periode tanam berikutnya dengan tidak menanami lahan dengan tanaman yang sejenis.
Pengendalian secara biologis, yaitu menyemprotkan biopestisida nabati dari larutan daun antawali, kapur dan kunyit.
Selain itu, lakukan pemulihan tanaman yang telah sembuh dari serangan hama thrips yang dapat dilakukan dengan pemupukan dan penyemprotan zat perangsang tumbuh seperti GA3, Atonik, atau pupuk daun.