Manfaatkan musuh alami, di antaranya cendawan Entomophthora fresenii, tungau Phytoseiulus persimilis, kumbang Stethorus gilvifrons, dan thrips Scolothrips sexmaculatus.
Baca juga: Penyakit Tanaman Cabai Saat Musim Hujan dan Cara Mengendalikannya
Semprotkan insektisida nabati dengan ekstrak tembakau, bawang putih yang dicampur sedikit deterjen. Interval penyemprotan setiap dua hari sekali dan dilakukan pada pagi atau sore hari.
Semprotkan insektisida kimia apabila pestisida nabati tidak mampu lagi mengendalikan hama tungau.
Gunakan dua jenis bahan aktif akarisida atau lebih secara bergantian untuk menghindari kekebalan hama tungau terhadap bahan aktif tertentu.
Interval penyemprotan 2-3 hari sekali atau disesuaikan dengan tingkat serangan. Semprotkan pada pagi atau sore hari dengan dosis yang sesuai.
Baca juga: Cara Mengatasi Penyakit Daun Kuning dan Keriting pada Tanaman Cabai
Gejala serangan aphids hampir mirip dengan serangan tungau. Akibat cairan daun yang dihisapnya, daun menjadi melengkung ke atas, keriting (kadang memelintir ke samping), dan belang-belang.
Daun seringkali menjadi layu, menguning, dan akhirnya rontok.
Berbeda dengan tungau, kutu daun memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat, karena selain dapat memperbanyak diri dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan.
Berikut beberapa langkah pencegahan agar tanaman cabai tidak terserang hama ini.