Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2020, 20:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri perumahan menjadi salah satu sektor yang sempat terpuruk sebagai dampak pandemi virus corona. Namun demikian, sejumlah stimulus dan sentimen dipandang dapat menggairahkan kembali sektor ini.

Direktur Consumer dan Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Hirwandi Gafar mengungkapkan, pihaknya memproyeksikan penyaluran KPR bakal lebih tinggi.

Optimisme ini didorong sejumlah faktor di antaranya anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) meningkat menjadi Rp 16,63 triliun untuk 157.500 rumah pada 2021.

Baca juga: Tren Pencarian Rumah di Bogor Meningkat, Apa Sebabnya?

Selain itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen.

Tidak hanya itu, kebiasaan gaya hidup baru di mana lebih banyak orang bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dan berinteraksi dari rumah juga ikut menjadi faktor pendorong.

Pun ada perkiraan vaksin mulai bisa digunakan di Indonesia pada awal tahun depan sehingga ekonomi dan bisnis akan bergerak ke arah yang lebih positif.

“Kami berkeyakinan serapan tinggi di 2021 karena rumah merupakan kebutuhan paling pokok saat ini, di mana orang lebih banyak berada di rumah,” terang Hirwandi dalam webinar Outlook Property & Bank 2021: Siasat Industri Menangkis Gempuran Corona, Jumat (13/11/2020). 

Baca juga: Apa Untungnya Beli Rumah dengan KPR?

Semengara itu Tuti Mugiastuti, Direktur Utama TMA Group mengungkapkan, dalam tiga bulan pertama pandemi, bisnis mengalami penurunan mencapai 60 persen.

Akan tetapi, di bulan Agustus-Oktober 2020, permintaan KPR meningkat kembali pada kalangan menengah ke bawah. Ini ditopang strategi pemasaran yang mengadakan promo besar besaran.

“Prospeknya apapun kondisinya rumah subsidi akan tetap diminati karena adanya bantuan dari pemertintah. Perumahan subsidi adalah jawaban yang tepat untuk masyarakat indonesia karena memang pendapatan rata rata Rp 4 juta per bulan,” jelas Tuti.

Adapun Heintje Mogi, Mortgage Business and Indirect Auto Group Head PT Bank CIMB Niaga Tbk menuturkan, di masa pandemi, perseroan melakukan berbagai inovasi untuk bisa bertahan. Meski target tertekan, namun kredit properti CIMB Niaga bisa tetap tumbuh.

 

“Saya ajak tim saya untuk tidak hanya berpikir out of the box tetapi no box, bahkan kita di CIMB tidak ikut tren, tetapi melawan tren itu. Ini pula yang menjadikan CIMB Niaga bisa tumbuh 7,9 persen year on year (yoy/secara tahunan) di masa Covid-19,” ujarnya.

Pengamat dari Epic Property M Gali Ade Novrans mengatakan, dampak pandemi Covid-19 membuat industri properti sedikit kontraksi di awal. Namun, industri ini naik terus hingga Oktober 2020.

Selain itu, lanjutnya, Covid-19 telah secara tidak langsung mempercepat transformasi industri properti dari konvensional ke dunia digital.

“Pada project yang dikelola Epic angka pertumbuhannya mencapai 28 hingga 30 persen. Transaksi properti baik primer maupun sekunder trendnya terus meningkat," jelas Gali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com