Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Rakyat Iran soal Serangan ke Israel...

Kompas.com - 18/04/2024, 11:08 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Ia menegaskan bahwa Iran telah mencapai tujuannya dan tak berniat melanjutkan operasi militer terhadap Israel.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, memperingatkan, setiap serangan baru terhadap negaranya akan memicu respons yang jauh lebih kuat di masa depan.

Suasana di Iran tampaknya diarahkan agar terjadi de-eskalasi dan ketegangan berkurang. Pejabat militer maupun pemerintah terlihat puas dengan serangan ke Israel.

Dengan memberikan cukup waktu bagi Israel untuk menyusun langkah-langkah pertahanan, tampaknya Iran tak berniat mengambil aksi lanjutan yang dapat menimbulkan kerusakan atau korban lebih lanjut.

Baca juga: Pujian China untuk Iran, Disampaikan Menlu Lewat Telepon

Krisis legitimasi

Banyak orang Iran yang tak setuju dengan intervensi IRGC di kawasan Timur Tengah.

Dalam sejumlah unjuk rasa di Iran belum lama ini, bergema luas teriakan-teriakan seperti, "Tidak untuk Gaza, tidak untuk Lebanon, saya mengorbankan hidup saya untuk Iran."

Banyak warga Iran berpendapat bahwa miliaran dolar AS yang dihabiskan untuk mengorganisasi, melatih, dan mempersenjatai milisi lebih baik digunakan untuk pembangunan dan kemakmuran Iran di masa depan.

Campur tangan Iran di kawasan Timur Tengah selama ini telah memicu sanksi dan isolasi yang berdampak buruk pada ekonomi negara itu.

Perekonomian kini goyah dan inflasi meroket. Bahkan, kelompok kelas menengah Iran semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Suara-suara yang kami dengar dari Iran menunjukkan bahwa rezim saat ini kurang mendapat dukungan dari sebagian besar rakyatnya, terutama jika terjadi perang.

Banyak pendukung Republik Iran turun ke jalan untuk merayakan serangan ke Israel.NURPHOTO/MORTEZA NIKOUBAZL via BBC INDONESIA Banyak pendukung Republik Iran turun ke jalan untuk merayakan serangan ke Israel.
Ini berbeda dengan solidaritas yang terlihat selama konflik delapan tahun dengan Irak pada dekade 1980-an, ketika jutaan anak muda Iran dengan gigih membela negara mereka melawan rezim Saddam Hussein.

Seorang veteran perang Iran-Irak, yang kini lumpuh, menyatakan penolakannya terhadap pemerintah Iran dan sikap rezim yang kerap menekan para pengkritiknya.

Dengan tegas, ia menyatakan, "Saya tidak akan pernah berperang untuk mereka lagi."

Kebijakan rezim ini bahkan membuat opini pendukungnya dahulu berubah, sehingga keadaan menjadi sangat berbeda.

Iran mampu melancarkan serangan rudal dan drone peledak yang lebih dahsyat dengan dukungan kuat dari kelompok di Lebanon, Suriah, dan Irak, serta kelompok Houthi di Yaman.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com