Jika situasi ini terus memburuk, maka dampaknya tidak akan terbatas pada fluktuasi mata uang dan harga minyak saja, tetapi juga bisa mengganggu jalur perdagangan internasional, seperti Terusan Suez, yang kemudian akan berdampak pada ketidakstabilan rantai pasokan dan ekonomi global secara keseluruhan.
Salah satu dampak yang paling nyata adalah lonjakan harga minyak mentah, yang telah mengubah dinamika pasar energi di berbagai belahan dunia.
Sejak memanasnya konflik, harga minyak mentah Brent telah melonjak dari 77,4 dollar AS per barel pada 1 Januari 2024 menjadi 90,29 dollar AS per barel pada Senin, 15 April.
Demikian pula, harga minyak mentah jenis WTI juga mengalami kenaikan signifikan sejak awal tahun.
Kenaikan harga minyak mentah ini tidak hanya memberikan dampak langsung pada negara-negara pengimpor minyak, efeknya juga secara luas dalam perekonomian global.
Negara-negara yang bergantung pada impor minyak untuk memenuhi kebutuhan energi menghadapi beban tambahan dalam anggaran mereka, yang dapat mengganggu keseimbangan ekonomi dan meningkatkan tekanan inflasi.
Selain itu, konflik antara Iran dan Israel juga telah menyebabkan pelemahan nilai tukar beberapa mata uang. Hal ini terjadi karena investor cenderung mencari perlindungan di aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti dollar AS, selama terjadi ketegangan geopolitik.
Sebagai akibatnya, mata uang seperti baht Thailand, won Korea, ringgit Malaysia, dan rupiah Indonesia, mengalami depresiasi terhadap dollar AS.
Maka penurunan nilai tukar dapat mengakibatkan kenaikan harga barang impor, yang pada gilirannya dapat memengaruhi daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Dampak dari konflik antara Iran dan Israel juga membawa implikasi yang signifikan tidak hanya bagi Indonesia, melainkan pula bagi seluruh kawasan ASEAN.
Sebagai anggota ASEAN dengan ekonomi terbesar, Indonesia memiliki kepentingan utama dalam menjaga stabilitas pasokan minyak mentah, yang menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi negara.
Gangguan dalam pasokan minyak mentah tidak hanya berdampak pada sektor industri dan transportasi, tetapi juga dapat menyebabkan kenaikan harga energi yang merugikan daya beli masyarakat.
Di samping itu, Indonesia memiliki kepentingan geopolitik yang kuat dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Konflik di Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel, dapat menciptakan ketegangan lebih luas dan mengganggu stabilitas regional.
Sebagai negara yang aktif dalam diplomasi regional, Indonesia harus aktif berupaya untuk memediasi dan mempromosikan dialog guna mencegah eskalasi konflik yang dapat mengancam keamanan dan stabilitas kawasan ASEAN.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus segera mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi potensi gangguan pasokan minyak mentah akibat konflik tersebut.