Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Membuat Bangunan Lebih Tahan Gempa?

Kompas.com - 10/04/2024, 19:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Inovasi bangunan tahan gempa

Forum Ekonomi Dunia telah merekomendasikan agar bangunan dilengkapi dengan sistem "isolasi dasar" untuk memisahkan bangunan dari fondasinya dengan menggunakan pegas.

Artinya, ketika gempa terjadi, gerakan yang diakibatkannya tidak akan memberikan tekanan pada struktur bangunan, kata forum tersebut.

Banyak bangunan di Jepang dan Chile menggunakan teknologi ini. Namun, biaya konstruksi dengan teknik ini sering kali sangat tinggi sehingga negara-negara lain mencari strategi yang lebih sederhana dan hemat biaya untuk mengatasi kerusakan akibat gempa.

Nepal, negara yang juga sering dilanda gempa bumi, menggunakan teknik memadukan bahan-bahan yang terjangkau harganya dan tersedia di wilayah, seperti jerami, ban bekas, dan botol plastik ke dalam konstruksi.

Di Afrika, South African Housing & Infrastructure Fund akan menerapkan rumah beton cetak 3D yang tahan gempa dan hemat biaya.

Beton yang dicetak 3D akan memungkinkan lebih banyak penyesuaian bagi pembangun, termasuk merancang struktur yang dapat menanggulangi kekuatan gempa yang tidak menentu.

Mengingat kerusakan bangunan adalah penyebab utama kematian akibat gempa bumi, penerapan rekayasa bangunan cerdas akan menyelamatkan properti dan infrastruktur dari keruntuhan dan menyelamatkan nyawa serta mencegah cedera.

Baca juga: Taiwan Sigap Hadapi Gempa, Pelajaran Apa yang Bisa Dipetik Indonesia?

Pelajaran dari gempa Maroko

Pada malam 8 September 2023, gempa bumi berkekuatan 6,8 melanda Maroko, dengan episentrum di dekat kota Marrakesh, sebuah tujuan wisata populer.

Kehancuran yang disebabkan oleh gempa membuat ketahanan bangunan menjadi pusat perhatian.

"Metode konstruksi tradisional yang digunakan di banyak wilayah Maroko dan bangunan-bangunan tua tidak dapat menahan guncangan gempa bumi sekuat itu," kata Mehrdad Sasani.

"Konstruksi bangunan tradisional di Maroko menggunakan beton dan batu bata lumpur yang tidak memiliki penguatan,” katanya kepada DW.

Bahan seperti beton, kerikil, dan lumpur lebih disukai di Maroko karena bisa menahan panas terik. Rumah-rumah ini dirancang dengan mempertimbangkan ketahanan terhadap suhu ekstrem, tetapi tidak dapat menahan guncangan gempa dengan baik.

"Karena konstruksinya yang kaku dan terbatasnya kapasitas untuk menyerap energi dari guncangan tanah yang kuat, struktur ini berisiko runtuh,” menurut kelompok US Resiliency Council, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan desain yang lebih baik untuk bangunan di daerah rawan gempa.

Masalah serupa juga menyebabkan angka kematian dan cedera yang tinggi pada gempa bumi Turkiye-Suriah yang terjadi pada Februari 2023.

Baca juga: Gempa M 7,2 Guncang Taiwan, Picu Peringatan Tsunami hingga di Jepang dan Filipina

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Bagaimana Membuat Bangunan Lebih Tahan Guncangan Gempa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com