Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tentara AS Tewas dalam Serangan Drone di Yordania, 34 Terluka

Kompas.com - 29/01/2024, 12:01 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

AMMAN, KOMPAS.com - Tiga tentara Amerika Serikat (AS) tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan drone di timur laut Yordania pada Minggu (28/1/2024).

Pasukan militer AS yang ditempatkan di dekat perbatasan Suriah tersebut diserang oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran.

Hal itu dikatakan Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan. Joe Biden menyalahkan kelompok-kelompok yang didukung Iran atas serangan tersebut.

Baca juga: Eksekusi Gas Nitrogen Pertama di AS Apakah Berjalan Sesuai Harapan?

Ini menjadi serangan mematikan pertama terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas berkecamuk pada Oktober 2023 dan membawa dampak ke seluruh Timur Tengah.

"Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini, kami tahu serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak," kata Biden dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters pada Senin (29/1/2024).

"Jangan ragu, kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak pada waktu dan cara yang kami tentukan," terangnya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menyampaikan ancaman serupa. Dia dan pejabat senior lainnya memberi pengarahan kepada Biden pada hari sebelumnya mengenai serangan itu.

Setidaknya 34 personel terluka dalam serangan itu, namun jumlah tersebut diperkirakan akan berubah seiring dengan semakin banyaknya orang yang mencari perawatan, menurut pernyataan dari Komando Pusat A.S.

Baca juga: AS Berencana Pindahkan Senjata Nuklir ke Inggris

Sementara delapan personel dievakuasi dari Yordania untuk mendapatkan perawatan tingkat tinggi, namun kondisinya masih stabil.

Dua pejabat AS mengatakan drone itu menyerang dekat barak pada pagi hari, hingga mengakibatkan banyak korban.

Sebuah organisasi payung kelompok militan garis keras yang didukung Iran di Irak, mengklaim melakukan serangan di tiga pangkalan, termasuk satu di perbatasan Yordania-Suriah.

Serangan tersebut merupakan eskalasi besar dari situasi yang sudah tegang di Timur Tengah.

Di mana perang pecah di Gaza setelah serangan kelompok Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang.

Sedangkan serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan setempat.

Sejak perang Israel-Hamas tersebut, pasukan AS telah diserang lebih dari 150 kali oleh kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah.

Jumlah korbannya mancapai 70 korban jiwa sebelum serangan hari Minggu, sebagian besar dari mereka mengalami cedera otak traumatis.

Kapal perang AS juga telah ditembaki oleh pasukan Houthi yang didukung Iran di Yaman, yang masih terus menyerang kapal-kapal komersial yang melewati perairan Laut Merah di lepas pantai Yaman.

Baca juga: AS-Inggris Kembali Serang Houthi di Yaman, Ada 8 Target Sasaran

Meskipun Amerika Serikat sejauh ini mempertahankan pernyataan resmi bahwa Washington tidak berperang di wilayah tersebut, tetapi AS telah melakukan pembalasan.

Yakni terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah dan melakukan serangan terhadap kemampuan militer Houthi di Yaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com