Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Siap Terapkan Gencatan Senjata di Gaza dengan 2 Syarat

Kompas.com - 26/01/2024, 13:20 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Hamas pada Kamis (25/1/2024) mengatakan akan mematuhi gencatan senjata di Gaza dengan dua syarat.

Pertama, itu adalah perintah dari putusan sidang Mahkamah Internasional (ICJ). Kedua, jika Israel juga melakukan hal yang sama.

Mahkamah Internasional sendiri dijadwalkan akan menjatuhkan keputusan penting  dalam kasus genosida Israel di Gaza yang diajukan oleh Afrika Selatan pada hari ini, Jumat (26/1/2024).

Baca juga: Uni Eropa Anggap Rencana Israel untuk Hancurkan Hamas Gagal, Serukan Jalan Damai

"Jika ICJ yang berbasis di Den Haag mengeluarkan keputusan untuk melakukan gencatan senjata, gerakan Hamas akan mematuhinya selama musuh juga melakukan hal yang sama," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

Afrika Selatan menuduh bahwa Israel telah melanggar Konvensi Genosida Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang ditandatangani pada 1948 sebagai tanggapan dunia terhadap Holocaust.

Pretoria ingin ICJ mengeluarkan apa yang disebut "tindakan sementara", perintah darurat untuk melindungi warga Palestina di Gaza dari potensi pelanggaran konvensi.

Perintah dari ICJ, yang memutuskan sengketa antarnegara, mengikat secara hukum dan tidak dapat diajukan banding.

Namun, pengadilan hanya memiliki sedikit kekuatan untuk menegakkan putusannya.

Sebagai contoh, ICJ pernah memerintahkan Rusia untuk menghentikan invasinya ke Ukraina satu bulan setelah invasi tersebut dimulai, namun tidak berhasil.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan bahwa ia tidak akan merasa terikat oleh perintah ICJ.

Baca juga: Siapa Kelompok Hamas dan Apa Keinginannya dalam Perang Melawan Israel?

"Tidak ada yang akan menghentikan kami -tidak Den Haag, tidak Poros Kejahatan dan tidak ada yang lain," katanya pada tanggal 14 Januari, mengacu pada kelompok-kelompok "poros perlawanan" yang bersekutu dengan Iran di Libanon, Suriah, Irak. dan Yaman.

Jika keputusan gencatan senjata diperintahkan, Hamas berkomitmen juga akan membebaskan para tawanan Israel yang mereka tahan di Gaza sebagai ganti tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Mereka juga menyerukan diakhirinya blokade Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dan untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan dan bahan-bahan rekonstruksi masuk ke wilayah tersebut.

Perang Israel-Hamas pecah setelah kelompok Palestina itu melancarkan serangan 7 Oktober lalu.

Israel mengeklaim serangan Hamas mengakibatkan sekitar 1.140 orang tewas, sebagian besar warga sipil.

Sekitar 250 warga Israel dan warga asing juga diseret ke Gaza selama serangan tersebut, di mana sekitar 132 di antaranya masih disandera.

Baca juga: Gaza, Titik Konflik Israel-Hamas, Kota Tua Berusia 3.000 Tahun

Sebagai tanggapan, serangan Israel telah menewaskan 25.900 orang, sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com