Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Siarkan Video Warga Israel yang Disandera, Minta Hentikan Perang

Kompas.com - 15/01/2024, 09:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

GAZA, KOMPAS.com - Hamas pada Minggu (14/1/2024) menayangkan video tiga warga Israel yang mereka sandera meminta dibebaskan dan perang di Palestina dihentikan.

Perilisian video ini dilakukan ketika perang Israel-Hamas di Gaza memasuki hari ke-100.

Dikutip dari Reuters, video berdurasi 37 detik yang tak bertanggal ini menampilkan tiga warga Israel bernama Noa Argamani (26), Yossi Sharabi (53), dan Itai Svirsky (38).

Baca juga: 100 Hari Menandai Perang Israel-Hamas, Simak 7 Rangkuman Ini

Hamas sebelumnya mengatakan, mereka kehilangan kontak dengan beberapa sandera ketika pasukan Israel menembaki Gaza dan menduga ada yang tewas dalam serangan itu.

Pada awal perang, Hamas juga mengancam akan mengeksekusi sandera sebagai balasan atas serangan militer Israel.

Namun, Israel umumnya menolak menanggapi pesan publik Hamas mengenai para sandera dan menganggapnya sebagai perang psikologis.

Menurut petugas forensik di Kementerian Kesehatan Israel yaitu Hagar Mizrahi dalam wawancara di stasiun tv lokal pada 31 Desember 2023, otopsi para sandera yang tewas tidak menemukan penyebab yang sesuai dengan pernyataan Hamas bahwa mereka terbunuh dalam serangan udara.

Akan tetapi, Israel tidak menepis kemungkinan risiko yang terjadi dengan para sandera akibat serangan mereka dan mengeklaim telah mengambil langkah pencegahan.

"Operasi militer memerlukan waktu. Kami harus bertindak tepat, dan kami menyesuaikannya dengan ancaman dan sandera yang ada di lapangan," kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari pada Minggu (14/1/2024).

Baca juga:

Dari sekitar 240 warga Israel yang ditawan Hamas sejak perang pada 7 Oktober 2023, sekitar separuhnya sudah dibebaskan saat gencatan senjata pada November.

Israel berujar, 132 orang masih disandera di Gaza dan 25 di antaranya tewas dalam tahanan.

Beberapa kerabat sandera kemudian meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan gencatan senjata lagi atau menghentikan perang.

Adapun Netanyahu berjanji akan terus berperang sampai Hamas hancur, yang menurutnya bakal memungkinkan pembebasan para sandera.

Pada Desember 2023, Netanyahu mengatakan di parlemen bahwa dia meminta Beijing membantu membebaskan Noa Argamani, yang ibunya yaitu Liora adalah warga China.

Liora Argamani menderita penyakit mematikan dan memohon agar bisa bertemu putrinya, Noa, sebelum meninggal.

Baca juga: Di Mahkamah Internasional, Israel Justru Sebut Ingin Lindungi Rakyat Gaza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com