Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mahkamah Internasional, Israel Justru Sebut Ingin Lindungi Rakyat Gaza

Kompas.com - 12/01/2024, 17:17 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

DEN HAAG, KOMPAS.com - Saat berada di sidang Mahkamah Internasional terkait tuduhan genosida Israel pada Jumat (12/1/2024), penasihat hukum Kementerian Luar Negeri Israel, Tal Becker, mengatakan Israel tidak sedang berupaya menghancurkkan rakyat Palestina dalam perangnya di Gaza. 

"Apa yang dicari Israel dengan beroperasi di Gaza bukanlah untuk menghancurkan suatu bangsa, melainkan untuk melindungi suatu bangsa, rakyatnya, yang sedang diserang dari berbagai sisi," kata dia di Mahkamah Internasional di Den Haag, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Becker menambahkan, bahwa kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan ke mahkamah tertinggi PBB terhadap mereka "sangat menyimpang" dan tidak mencerminkan realitas perang Gaza.

Baca juga: Ini yang Dikatakan Afrika Selatan dalam Sidang Genosida Israel

"(Afrika Selatan telah) dengan sangat disesalkan memberikan gambaran faktual dan hukum yang sangat menyimpang," sebutnya.

"Keseluruhan kasusnya bergantung pada deskripsi yang sengaja dibuat, didekontekstualisasi, dan manipulatif tentang realitas permusuhan saat ini," tambah Becker.

Afrika Selatan seperti diketahui telah meluncurkan sebuah kasus darurat di Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa Israel telah melanggar Konvensi Genosida PBB, yang ditandatangani pada 1948 setelah Holocaust.

Pretoria ingin para hakim memaksa Israel untuk "segera" menghentikan serangan ke Gaza yang diluncurkan setelah serbuan Hamas pada 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, serangan Israel tanpa henti di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 23.469 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Jumlah itu jauh dari korban yang disebabkan oleh serbuan Hamas pada awal Oktober. Israel sendiri mengeklaim serangan Hamas kala itu menewaskan 1.140 orang.

Baca juga: Langkah Berani Afrika Selatan, Ajukan Israel ke Mahkamah Internasional Terkait Genosida

Israel dan sekutunya, Amerika Serikat, telah menolak kasus ini sebagai kasus yang tidak berdasar dan bersumpah untuk melakukan pembelaan yang kuat di Istana Perdamaian di kota Den Haag, yang menjadi tempat kedudukan Mahkamah Internasional.

"Negara Israel dituduh melakukan genosida pada saat negara ini sedang memerangi genosida," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjelang sidang.

"Sebuah organisasi teroris melakukan kejahatan terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust, dan sekarang seseorang datang untuk membelanya atas nama Holocaust? Sungguh kurang ajar. Dunia sudah terbalik," tudingnya.

Mahkamah Internasional kemungkinan akan memutuskan dalam hitungan minggu kasus genosida Israel atas permintaan Afrika Selatan ini.

Keputusannya bersifat final dan mengikat secara hukum, namun ICJ atau Mahkamah Internasional hanya memiliki sedikit kekuatan untuk menegakkannya.

Baca juga: Menanti Putusan Mahkamah Internasional Terkait Genosida Israel

Pada kenyatannya, sebulan setelah invasi Rusia ke Ukraina, ICJ memerintahkan penghentian operasi militer, namun tidak berhasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com