Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

600 Pembelot Asal Korea Utara yang Dideportasi China Hilang Tanpa Kabar

Kompas.com - 08/12/2023, 18:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNA

SEOUL, KOMPAS.com - Sekitar 600 warga Korea Utara dilaporkan hilang setelah dideportasi secara paksa oleh China pada Oktober lalu.

Hal ini disampaikan sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Seoul pada Kamis (7/12/2023).

Mereka memperingatkan bahwa warga Korut yang hilang itu mungkin menghadapi hukuman penjara, penyiksaan, kekerasan seksual, dan eksekusi mati di negara yang terisolasi tersebut.

Baca juga: Operator Satelit Mata-mata Korea Utara Akan Laporkan Temuan ke Militer

Dilansir dari CNA, laporan dari Kelompok Kerja Keadilan Transisi (TJWG) ini muncul sekitar dua bulan setelah Korea Selatan mengajukan protes kepada China atas dugaan pemulangan sejumlah besar warga Korea Utara yang mencoba melarikan diri ke Korea Selatan.

TJWG mengatakan ratusan pembelot diangkut dengan bus dan van yang dijaga ketat dari pusat penahanan China di seberang perbatasan ke Korea Utara pada tanggal 9 Oktober dan menyebut insiden tersebut sebagai pemulangan massal terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Identitas para pembelot masih belum diketahui, tetapi kebanyakan dari mereka adalah perempuan, katanya.

"Tidak ada komunikasi yang terjalin dengan para pembelot sejak mereka dipulangkan," kata kelompok itu.

"Mereka yang dipulangkan secara paksa menghadapi kemungkinan penyiksaan, kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender, pemenjaraan di kamp-kamp konsentrasi, aborsi paksa, dan eksekusi mati karena rezim yang berkuasa mencap mereka sebagai'penjahat dan pengkhianat," ujarnya.

Media pemerintah Korea Utara belum mengomentari kasus ini, tetapi telah lama mengecam para pembelot sebagai "sampah manusia".

Pemimpin Korut Kim Jong Un telah memperketat perbatasan lebih jauh selama beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Kim Jong Un Terima Foto Gedung Putih dari Satelit Mata-mata Baru Korea Utara

Kementerian luar negeri Beijing pada bulan Oktober membantah bahwa ada yang disebut sebagai pembelot di China, tetapi mengatakan bahwa warga Korea Utara telah masuk secara ilegal karena alasan ekonomi.

Baca juga: Kepala Agen Mata-mata Korsel Mundur Saat Ketegangan dengan Korea Utara Meningkat

China mengeklaim selalu menangani masalah ini sesuai dengan hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com