Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Kompas.com - 06/12/2023, 18:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

BRUSSELS, KOMPAS.com - Para negosiator dari Parlemen Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa (UE) pada Selasa (5/12/2023) telah berhasil mencapai kesepakatan untuk menghentikan grup ritel raksasa menghancurkan pakaian dan alas kaki yang tidak terjual.

Aturan baru ini bertujuan untuk menindak dampak fast fashion atau tren produksi pakaian secara cepat sebagai upaya dalam mengurangi limbah fesyen.

Baca juga: Aturan Baru, Anggota Parlemen AS Bisa Pakai Pakaian Olahraga Saat Bekerja

Larangan bagi perusahaan besar

Brussels sedang berusaha untuk mengatasi konsumsi tekstil di Eropa yang menjadi salah satu penyumbang dampak tertinggi keempat terhadap lingkungan dan perubahan iklim setelah makanan, perumahan, dan transportasi.

Meskipun pada prinsipnya larangan tersebut berlaku bagi perusahaan besar setelah dua tahun, pengecualian telah disepakati untuk perusahaan kecil, dan diberikan masa transisi selama enam tahun bagi perusahaan menengah.

Aturan terbaru ini juga merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas, setelah Komisi Eropa mengusulkan perubahan pada aturan ecodesign atau desain ramah lingkungan di blok tersebut.

Desain tersebut mampu membuat produk lebih tahan lama dan lebih mudah untuk digunakan kembali, diperbaiki hingga didaur ulang, serta dapat mengurangi konsumsi sumber daya lainnya seperti energi dan air.

Anggota parlemen Alessandra Moretti, yang memelopori legislasi melalui parlemen, mengatakan, "Sudah waktunya untuk mengakhiri model 'ambil, buat, buang' yang sangat berbahaya bagi planet kita, kesehatan kita, dan ekonomi kita."

Moretti menambahkan, "Produk-produk baru akan dirancang dengan cara yang menguntungkan semua pihak, menghormati planet kita, dan melindungi lingkungan."

Komisi Eropa nantinya juga akan memiliki wewenang untuk memperluas larangan tersebut bagi produk-produk lainnya yang tidak terjual, selain pakaian dan alas kaki.

Baca juga: Pakaian Bekas Jadi Tren Fesyen Ramah Lingkungan di Irak

Produk apa saja yang akan terkena dampaknya?

Belum ada rincian lengkap mengenai persyaratan untuk masing-masing produk. Parlemen dan negara-negara anggota lainnya juga masih harus secara resmi menyetujui kesepakatan tersebut, meskipun hal itu diyakini hanya sekadar formalitas.

Kesepakatan itu akan menguraikan bahwa Komisi Eropa dapat mengeluarkan persyaratan yang mengikat secara hukum untuk membuat barang-barang seperti furnitur, ban, deterjen, cat, dan bahan kimia agar menjadi lebih ramah lingkungan.

Produk-produk tersebut juga harus dijual dengan "paspor produk digital", yang dapat berupa kode QR, guna membantu konsumen membuat pilihan berdasarkan informasi tentang pembelian produk mereka.

Namun, sejumlah bahan baku seperti besi, baja, dan aluminium nantinya akan turut diatur sesuai dengan peraturan terbaru di masa depan. Pengecualian juga direncanakan bagi barang-barang seperti mobil dan produk-produk militer.

Baca juga: Melihat Pakaian Warga Yakutsk, Kota Terdingin di Dunia, Hadapi Suhu Beku

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian yang Tidak Terjual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com