TEHERAN, KOMPAS.com - Iran pada Senin (27/11/2023) menyerukan gencatan senjata di Gaza berlaku permanen untuk menghentikan serangan Israel di wilayah tersebut.
Seperti diketahui, kesepakatan gencatan senjata selama empat hari di Gaza antara Israel dan Hamas akan berakhir pada Selasa (28/11/2023).
Hamas sebelumnya telah menyatakan bersedia untuk memperpanjang jeda dan membebaskan lebih banyak sandera.
Baca juga: Puluhan Ribu Orang Padati Jalanan London, Tuntut Gencatan Senjata Permanen di Gaza
Jeda pertempuran yang dimulai pada Jumat (24/11/2023) tersebut telah diwarnai dengan pembebasan puluhan sandera oleh Hamas dan lebih dari 100 tahanan Palestina oleh Israel sebagai imbalannya.
"Sebagai Republik Islam Iran, kami ingin dan berharap bahwa kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina akan dihentikan sepenuhnya," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kananim, dikutip dari AFP.
Dalam konferensi pers mingguannya, Kanani mengatakan kepada wartawan, bahwa Iran "mendukung" perpanjangan gencatan senjata dengan pihak regional yang aktif dalam upaya ini, yakni Qatar.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian telah melakukan kunjungan ke ibu kota Qatar, Doha, pada Kamis (24/11/2023).
"Salah satu tujuan utama dari negosiasi dan upaya yang sedang berlangsung adalah untuk memastikan bahwa gencatan senjata sementara yang ada mengambil bentuk yang stabil dan bahwa agresi kejam rezim Zionis (Israel) terhadap Gaza tidak terulang kembali," tambah Nasser.
Baca juga: Gencatan Senjata, 39 Perempuan dan Anak-anak Palestina Dibebaskan dari Penjara Israel
Namun, kata dia, Israel tampaknya sedang ingin memperoleh "kemenangan nyata" setelah mereka tidak mampu mencapai tujuan usai melancarkan serangan di Gaza.
Nasser mengisyaratkan bahwa Israel akan melanjutkan serangannya di Gaza.
Iran, yang telah melabeli kampanye militer Israel di Gaza sebagai sebuah genosida, membantah keterlibatan langsung dalam serangan Hamas terhadap Israel.
Sementara itu, Otoritas Palestina mengatakan, bahwa Qatar, Mesir, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Spanyol sedang berupaya untuk memperpanjang kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.
Sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki menyebut, gencatan senjata saat ini dapat diperpanjang untuk satu, dua, atau tiga hari.
Namun, dia menegaskan, bahwa belum ada yang tahu secara pasti berapa lama gencatan senjata tersebut bakal terwujud.
Sebelumnya, para pejabat Israel mengatakan, serbuan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober lalu telah menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.
Sedangkan, serangan balasan Israel disebut oleh Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas telah menewaskan hampir 15.000 orang, sebagian besar warga sipil dan termasuk ribuan anak-anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.