Penulis: Juri Rescheto/DW Indonesia
MOSKWA, KOMPAS.com - Menurut sikap resmi Rusia tentang perang antara Hamas dan Israel, AS harus disalahkan atas meruncingnya konflik tersebut, yang dipicu serangan Hamas ke Israel.
Moskwa menyebutkan, AS bertanggung jawab atas ketegangan di Timur Tengah. Sebaliknya, Rusia menyatakan menginginkan perdamaian dan akan melakukan segala upaya untuk mengakhiri perang.
"Namun kenyataannya, kepentingan Rusia berbeda dari posisi resminya", kata pakar Timur Tengah Rusia Ruslan Suleymanov kepada DW.
Baca juga: Demonstrasi Pecah di Beberapa Wilayah Israel, Termasuk di Luar Kediaman PM Netanyahu
Menurutnya, Rusia saat ini mendapat manfaat dari konflik Israel-Hamas dan justru ingin melihat konflik ini berlarut-larut. Rusia mungkin justru menyambut baik konflik yang meluas karena hal ini akan merugikan AS.
"Rusia dan China saling berjabat tangan, menyaksikan dengan gembira situasi yang terjadi (di Timur Tengah),” papar Ruslan Suleymano, karena "AS dan negara-negara Barat lainnya kini menaruh perhatian pada Timur Tengah dan bukan lagi pada perang Ukraina.”
Konstantin Pachalyuk, ilmuwan politik Rusia yang baru-baru ini beremigrasi ke Israel, sependapat. Dia juga yakin Rusia senang ketika perhatian global beralih dari Ukraina ke Israel.
Ada dua alasan mengapa Konstantin Pachalyuk berpendapat Presiden Rusia Vladimir Putin mendapatkan keuntungan dari konflik Israel-Hamas.
"Di satu sisi, propaganda Rusia dapat memanfaatkan konflik tersebut untuk menakut-nakuti penduduk Rusia", kata analis tersebut kepada DW.
Pesan-pesan propaganda, katanya, akan menunjukkan bahwa semua orang menuduh Rusia memulai perang di Ukraina, tetapi sekarang Israel berperilaku lebih buruk dan Amerika tidak bisa berbuat apa-apa.
Propaganda Rusia akan menyiratkan adanya ancaman perang yang lebih besar, dan Barat yang harus disalahkan atas hal ini.
Konstantin Pachalyuk mengatakan, propaganda Rusia akan berusaha membuat narasi: "Apa yang Anda salahkan dari Rusia? Secara moral, tidak ada yang bisa menyalahkan kami."
"Di sisi lain, Rusia kini mungkin makin menunjukkan kedekatannya dengan dunia Islam", ujar Pachalyuk lebih lanjut. Sekalipun Rusia tidak lagi memiliki pengaruh nyata di kawasan itu, baik di Suriah, Mesir, maupun Iran. Oleh karena itu, Rusia ingin menunjukkan kepada dunia Arab, banyak warga Muslim yang tinggal di Rusia, dan semuanya mendukung Palestina.
Baca juga: 5 Poin Perkembangan Terkini Perang Hamas-Israel
Ilmuwan politik dan ekonom Rusia Mikhail Krutikhin, yang tinggal di Norwegia, sama sekali tidak setuju dengan hal ini.
"Perang di Timur Tengah justru akan merugikan Rusia secara politik", katanya kepada DW.